Sabtu 18 Jul 2015 13:43 WIB

Ketua Lembaga Adat Papua Janji Usut Pembakaran Masjid di Tolikara

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Bayu Hermawan
Simulasi penanganan kerusuhan massa.   (ilustrasi)
Foto: dok. Republika/Adhi Wicaksono
Simulasi penanganan kerusuhan massa. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Lembaga Adat Papua, Lenis Kogoya meminta aparat kepolisian memburu pelaku pembakaran terhadap masjid di Kabupaten Tolikara, Papua.

Staf khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu pun berjanji akan menyelesaikan potensi gesekan keagamaan di wilayah tersebut.Dikatakan Lenis, tragedi di Tolikara sangat disesalkan.

"Makanya saya bilang, ini (pembakaran masjid) adalah musibah," katanya ditemui di Gedung Watimpres, Jakarta, Sabtu (18/7).

Lenis mengatakan sebagai pejabat di lingkungan Istana Negara, ia menghendaki agar pemerintah segera mengambil penindakan hukum yang tegas.

Sementara sebagai tokoh adat setempat, Lenis menuntut tokoh masyarakat di Tolikara berembuk menutup celah adanya gesekan berlanjut.

Lenis menegaskan akan berdiri di tengah-tengah dua kelompok, baik kelompok terduga pembakaran,yaitu jemaat Gereja Gidi, maupun kelompok Islam.

"Kalau saya meminta agar ini dimediasikan dulu. Saling memaafkan dulu. Baru kita pikirkan masalah hukumnya," ujarnya.

Selain itu, ia menuntut adanya ganti rugi bagi kelompok korban pembakaran yang harus ditanggung kelompok pelaku. "Harus dibangun lagi masjidnya, kios-kiosnya. Harus ada ganti ruginya," tegasnya.

Sebelumnya, perselisihan berbuntut pembakaran rumah ibadah umat Islam terjadi di Kabupaten Tolikara. Pembakaran tersebut terjadi ketika umat Islam di Papua, sedang melangsungkan shalat Ied di sebuah masjid di Tolikara.

Pembakaran tersebut belum terang penyebabnya. Namun diduga pembakaran itu terjadi akibat cek-cok antara jemaat Gereja Gidi dan jemaat shalat Ied.

Jemaat Gereja Gidi dikatakan tak suka dengan aktivitas muslim yang melakukan peribadatan dengan menggunakan alat pengeras suara.

Aktivitas keagaam Islam dengan pengeras suara itu, dituding jemaat Gereja Gidi sebagai pengganggu aktivitas keagamaan kelompok tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement