Ahad 19 Jul 2015 14:50 WIB

PBNU: Jangan Ada Lagi Konflik SARA

Said Aqil Siradj
Foto: Republika/Yasin Habibi
Said Aqil Siradj

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj sangat kecewa dan menyayangkan insiden di Tolikara, Papua, dan berharap jangan ada lagi konflik suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

"Saya berharap kejadian ini adalah yang terakhir dan tidak terulang kembali di masa yang akan datang," katanya, Ahad (19/7).

Said Aqil Siradj mengingatkan jangan sampai ada lagi kerusuhan hanya karena perbedaan agama atau suku. Ia menegaskan bahwa bangsa ini membutuhkan kesatuan yang kokoh di era globalisasi.

Bangsa Indonesia, apapun agamanya, apapun sukunya, apapun partai politiknya, apapun alirannya, menurut Siradj, harus bersatu memasuki era globalisasi ini supaya bangsa ini tidak tergerus dengan era yang sangat menantang ini.

"Hal ini sangat membutuhkan persatuan dan kesatuan yang kokoh," katanya.

Ia berharap kejadian di Tolikara adalah yang terakhir dan tidak terulang kembali di masa yang akan datang.

Mengenai kemungkinan adanya aktor intelektual yang "memancing di air keruh", Siradj menegaskan, kalau sampai ada aktor intelektual di balik kejadian ini maka siapapun orang itu sangat jahat sekali.

Ia mengingatkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang berbudaya.

"Perbedaan agama bukanlah barang baru," katanya.

Ia menegaskan bahwa sejak sebelum merdeka, bangsa ini semua sudah sepakat bahwa negara ini adalah negara kebangsaan (nation state), darussalam, atau negara kesatuan yang merangkul semua komponen bangsa.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement