REPUBLIKA.CO.ID, PEMATANGSIANTAR -- Lapangan Haji Adam Malik dan Merdeka di Kota Pematangsiantar, Sumatra Utara yang merupakan ruang publik untuk warga berubah menjadi pasar pada libur Idul Fitri 1436 Hijriah.
Ratusan pedagang makanan, minuman, pakaian, mainan anak-anak dan aksesoris menggelar dagangan di tempat tersebut sehingga mengurangi fungsinya sebagai tempat berkumpul keluarga dan bermain anak-anak.
"Kita kecewa nggak bisa lagi duduk santai, padat dengan pedagang," kata Suherman (27 tahun), warga Kabupaten Simalungun yang mengaku ingin menikmati kenyamanan Lapangan Merdeka atau dikenal dengan sebutan Taman Bunga, Senin (20/7).
Lapangan Haji Adam Malik atau Balai Bolon terus menerus dijadikan arena bazar dengan pedagang yang mendirikan tenda-tenda tempat jualan dan pasar malam yang sayangnya membuat area tersebut menjadi kumuh.
Karyawan perkebunan ini berpendapat, jika pemerintah mencari pendapatan daerah seharusnya pedagang diizinkan berdagang di luar sekitaran ruang publik sehingga tidak menggangu kenyamanan pengunjung lapangan.
Dia memaklumi warga kota dan sekitarnya yang menjadi pedagang dadakan memanfaatkan momen libur Lebaran untuk menambah penghasilan keluarga, tetapi jangan sampai menyusahkan yang ingin menikmati hiburan.
Andri (43 tahun) warga Kelurahan Timbang Galung, Pematangsiantar berharap pemerintah memperhatikan kebutuhan warga kota untuk ruang publik yang bisa dijadikan tempat berkumpul keluarga.
Sejumlah pedagang mengaku diizinkan pemerintah setempat membuka dagangan di dalam lokasi ruang publik supaya menghindari kemacetan jalanan karena pinggiran jalan dijadikan areal parkir.
"Kami bayar retribusi, ada yang mengutip. Kkalau tidak boleh sudah pasti kami dikejar-kejar Satpol PP," kata pedagang, Bambang (32 tahun).