Senin 20 Jul 2015 14:59 WIB
Pembakaran Masjid

GIDI Minta Pemerintah Usut Tuntas Penembakan Tolikara

Rep: C26/ Red: Indira Rezkisari
Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) memberikan pernyataan terkait kerusuhan di Tolikara, di kantor PGI, Salemba, Jakarta, Sabtu (18/7).
Foto: PGI
Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) memberikan pernyataan terkait kerusuhan di Tolikara, di kantor PGI, Salemba, Jakarta, Sabtu (18/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) Dorman Wandikmbo mendesak Kapolri dan Panglima TNI mengusut tuntas insiden penembakan 12 warga gereja saat kerusuhan terhadap Muslim terjadi di Tolikara, Papua. Pasalnya penembakan tersebut juga merupakan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

"Kapolri dan Panglima TNI juga harus mengusut tuntas insiden penembakan terhadap 12 warga gereja, yang menyebabkan satu anak usia sekolah meninggal dunia, Ini merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat," kata Dorman dalam siaran persnya, Senin (20/7).

Tindakan aparat, ujarnya, juga harus diselidiki karena dinilai brutal. Aparat keamanan tak bisa menggunakan pendekatan persuasif di masa datang. Terlebih mereka menggunakan alat negara untuk menghadapi pemuda-pemuda gereja yang masih berusia muda. Padahal mereka tak datang untuk melakukan perlawanan atau peperangan.

Ia mengatakan pemberitaan selama ini terlalu menyudutkan GIDI sebagai pelaku kekerasan. Padahal perlu diketahui jemaat GIDI juga menjadi korban luka dan meninggal akibat kerusuhan tersebut.

Diketahui akibat insiden tersebut satu orang meninggal dunia yakni warga berusia 15 tahun bernama Endi Wanimbo. Sementara 11 orang terluka akibat tembakan timah panas yang dilepaskan aparat keamanan.

Tambahnya, aksi tersebut merupakan bentuk spontanitas masyarakat Tolikara karena ulah aparat keamanan. Walaupun begitu atas nama GIDI, ia juga meminta maaf kepada seluruh warga Muslim terkait kekerasan yang sudah terjadi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement