Senin 20 Jul 2015 19:14 WIB
Penyerangan Masjid di Papua

Insiden Tolikara, Rhoma: Saya tak Ingin Mengatakan ini By Design

Rep: C25/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Umum Partai Idaman Haji Rhoma Irama.
Foto: Antara
Ketua Umum Partai Idaman Haji Rhoma Irama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Forum Silaturahmi Ta'mir Masjid dan Musholla Indonesia, Rhoma Irama menilai peristiwa penyerangan jamaah salat Idul Fitri dan pembakaran masjid serta kios di Tolikara, Papua, sebagai sebuah kecelakaan.

Rhoma Irama mengaku, ia memang belum berani menarik kesimpulan apapun atas peristiwa yang terjadi di Tolikara. Hal tersebut dilakukan, lantaran masih menunggu perkembangan kasus yang terjadi, serta situasi dan kondisi sebenarnya dari terbakarnya sebuah musholla di Tolikara, tepat pada saat Idul Fitri tersebut.

Untuk saat ini, penyanyi dangdut yang terkenal bersama band Soneta itu, tidak mau mengatakan kalau peristiwa tersebut sebagai sebuah tindakan provokasi, yang bertujuan untuk mengganggu kerukunan antar umat beragama di Indonesia.

Maka itu, ia lebih memilih menganggap peristiwa di Tolikara sebagai sebuah kecelakaan yang tidak terduga, dibandingkan sebuah kejadian yang sudab terencana. "Saya tak Ingin mengatakan ini by design tapi lebih by accident," ujarnya di Jakarta Selatan, Senin (20/7).

Rhoma menuturkan kalau umat beragama yang menjadi minoritas di suatu daerah, memang harus lebih menghargai umat beragama yang menjadi mayoritas. Hal tersebut, menurutnya, bisa dibuktikan dan dilakukan dengan tidak berbuat hal yang provokatif, yang nantinya akan dan bisa memicu konflik atau mengganggu kerukunan antar umat beragama.

"Umat beragama yang minoritas harus bisa menghargai yang mayoritas," katanya.

Ia menambahkan kalau hal tersebut, harusnya bisa lebih disosialisasikan lagi ke seluruh Indonesia, agar tercipta rasa menghargai yang tinggi antar umat beragama. Rhoma juga meminta kepada masyarakat luas, untuk bisa memperbaiki hubungan dan lebih baik lagi menjaga kerukunan antar umat beragama, yang selama ini sudah ada di Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement