REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Sebuah partai politik anti-gay di Kenya berencana menyambut kunjungan Presiden Obama dalam waktu dekat dengan mengerahkan 5.000 pengunjuk rasa perempuan dan laki-laki tanpa busana.
Mereka bertujuan mengungkapkan kekecewaan atas sikap Obama yang mendukung hak-hak gay. Para demionstran ingin menunjukkan pada Presiden AS itu perbedaan antara pria dan wanita.
Berdasarkan pernyataan Partai Kebebasan Republik yang diterbitkan oleh Nairobi Times, Senin (20/7), para demonstran telanjang itu melawan dukungan terbuka Obama terhadap homoseksualitas.
Pemimpin Partai Kebebasan Republik, Kidaha Vincent, optimistis mereka akan menemukan 5 ribu orang yang bersedia berdemo tanpa busana demi homofobia. Vincent berkata, partai akan merekrut relawan dari pekerja seks.
Dia mengklaim pekerja seks telah sepakat untuk bekerja gratis karena mereka takut mereka akan kehilangan pekerjaan jika homoseksualitas dilegalkan. Demonstrasi direncanakan berlangsung di Freedom Corner Taman Uhuru, Nairobi, pada hari Rabu dan Kamis mendatang.
Homoseksual termasuk ilegal di Kenya, dan dikenai hukuman hingga 14 tahun penjara. Negara di mana homofobia merajalela itu menanggapi negatif keputusan Mahkamah Agung AS untuk melegalkan pernikahan sesama jenis.
"Mereka yang ingin terlibat dalam hal-hal itu dapat pergi ke negara-negara lain dan tidak termasuk bagian dari kami," ujar Wakil Presiden Kenya William Ruto.
Kelompok anti-gay telah menyarankan Obama untuk menghindari bahasan mengenai gay jelang kunjungan ke Kenya. Namun, Gedung Putih menegaskan Obama tidak akan menyampingkan isu tersebut.