Selasa 21 Jul 2015 22:59 WIB

Berapa Usia yang Tepat untuk Menikah?

Rep: heri purwata/ Red: Karta Raharja Ucu
Akad nikah   (ilustrasi)
Foto: Republika
Akad nikah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WATES -- Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengatakan, dibandingkan daerah perkotaan, masyarakat di daerah rural atau pelosok, cenderung memiliki kebiasaan menikahkan anak-anaknya pada usia muda. Biasanya, anak-anak desa sudah menikah sebelum usia 20 tahun, bahkan ada yang baru berusia 18 tahun.

Tapi, Hasto tidak sependapat dengan kebiasaan tersebut, Tuhan, kata Hasto, menciptakan mulut rahim manusia sangat istimewa dan sudah diatur sedemikian rupa. Ketika mulut rahim belum cukup usia untuk menikah, bentuknya masih ke depan atau bahasa kedokterannya ektropion.

“Bila remaja tersebut berhubungan seks layaknya suami istri akan beresiko menimbulkan kanker mulut rahim. Munculnya kanker rahim tidak langsung, tetapi lima sampai 10 tahun setelah berhubungan pertama,” jelas Hasto Wardoyo yang juga dokter kandungan ini.

Karena itu, Hasto menyarankan agar jika usia remaja belum cukup yaitu di atas 20 tahun sebaiknya tidak dinikahkan. Sebab pada usia 20 tahun, bentuk mulut rahim sudah menutup atau entropion.

“Jika bentuk mulut rahim sudah entropion, untuk berhubungan sex sudah aman dari kanker. Inilah keesaan Allah menciptakan rahim manusia begitu sempurna, ketika belum cukup usia bentunya ektropion dan setelah cukup usia menjadi entropion,” kata Hasto pada acara ‘Limbukan’ pagelaran wayang kulit di rumah Jumari, Dusun Sindon, Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),  Senin (23/7) malam.

Dalam limbukan, lanjut Hasto, juga disampaikan tentang pergaulan bebas di antara remaja. Pergaulan bebas ini bisa menimbulkan musibah dalam bentuk hamil yang tidak dikehendaki atau hamil di luar nikah.

“Bibit laki-laki atau sperma mempunyai kemampuan luar biasa. Bahkan ada remaja yang belum pernah hubungan seks layaknya suami istri hamil, karena pacarannya sudah jauh melampaui batas. Meskipun sperma jatuh di permukaan, tetapi bisa masuk sendiri hingga ke indung telur. Sebab pada masa subur, wanita itu mengeluarkan lendir yang sangat encer dan licin yang bisa menjadi jalan sperma,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement