REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Ketersediaan air bersih di Kota Batam, Kepulauan Riau terus berkurang seiring surutnya air di sejumlah dam. Bahkan satu dam di antaranya sudah tidak dapat dioperasikan lagi karena airnya terus surut.
"Kondisinya memang berkurang. Apalagi Dam Nongsa, sudah tidak dapat difungsikan lagi," kata Manajer Komunikasi PT ATB, Enrico Moreno Ginting di Batam, Rabu (22/7).
Ketersediaan air bersih di dam itu memang sudah surut sejak beberapa waktu lalu, dan sempat dihidup-matikan. Namun, kini sudah tidak dapat dioperasikan lagi.
Serupa dengan Dam Nongsa, demikian pula dengan Dam Sei Harapan. Air di dam itu kian surut. Bulan lalu, ATB sempat memperkirakan dam di utara Batam itu hanya bisa bertahan sekitar tiga bulan lagi karena airnya terus berkurang.
"Itu berdasarkan bulan lalu dengan perkiraan tidak ada hujan. Kalau saat ini, kami belum memiliki data terakhir, karena hari ini hari pertama," kata Enrico.
Sedangkan Dam Sei Ladi dan Dam Duriangkang, masih bisa dioperasikan, meski jumlah airnya terus berkurang. Ia mengatakan berkurangnya ketersediaan air di Batam disebabkan kemarau berkepanjangan, serta pencemaran yang terjadi di dam akibat sedimentasi.
ATB tidak bisa berlaku banyak untuk menambah ketersediaan air baku di Batam. Namun, perusahaan air minum itu berupaya tetap menyalurkan air bersih ke seluruh warga Batam. ATB menyambung pipa interkoneksi ke setiap sudut kota sehingga warga tidak hanya bergantung pada satu dam terdekat.
"Tapi dalam perjalanan, air melalui banyak daerah. Jadi kalau warga yang dilalui juga menghidupkan keran, tekanan air bisa berkurang," kata dia.