Kamis 23 Jul 2015 01:52 WIB

Pemerintah Tanggung Biaya Perawatan Korban di Air Terjun Sedudo

Red: Hazliansyah

REPUBLIKA.CO.ID, NGANJUK -- Pemerintah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur menanggung semua biaya perawatan korban yang terkena musibah kejatuhan pohon dan batu (longsor) di lokasi wisata air terjun Sedudo, Kecamatan Sawahan kabupaten setempat (Selasa, 21/7).

"Untuk administrasinya bebas, ditanggung pemerintah," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nganjuk Eko Santoso di Nganjuk, Rabu.

Ia mengatakan, di rumah sakit ini terdapat 11 pasien korban kecelakaan di lokasi wisata air terjun sedudo sejak kejadian itu, Rabu (21/7). Dari korban itu, dua orang diketahui meninggal dunia serta empat orang sempat menjalani rawat inap dan lainnya hanya rawat jalan.

Eko mengatakan, dari korban yang sudah menjalani rawat inap, dua sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah stabil, seorang pasien lainnya harus alih rujuk. Mereka adalah Rifai (26) dan Hasim (28), keduanya warga Desa Semare, Kecamatan Berbek, Nganjuk.

Sementara itu, korban yang harus alih rujuk adalah Ragil Sanjaya (24), warga Desa Banjarsari, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun. Ia mengalami trauma tumpul tulang belakang, sementara masih satu orang yang dirawat yaitu Rambat (26), warga Desa Semare, Kecamatan Berbek, Kabupaten Nganjuk.

"Korban yang masih dirawat ini mengaku masih pusing, karena ia terluka di bagian kepala," ujarnya.

Ia mengatakan, seluruh korban dirawat di satu lokasi, yaitu bugenvil. Hal itu dilakukan untuk memudahkan pengawasan kesehatan korban.

Selain di RSUD Nganjuk, terdapat dua korban yang sempat dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara Nganjuk. Seorang diketahui meninggal dunia, yaitu Hendra Pramono Setyawan (12) warga Kecamatan Karangwaru, Kabupaten Tulungagung.

Sementara, korban yang masih dirawat adalah Subekti (36), warga Dusun Patuhjajar, Desa Margopatut, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk. Petugas medis belum mengizinkan ia pulang, dan masih menunggu rekomendasi dari dokter bedah.

"Kami masih menunggu dokter bedah, kemungkinan bisa pulang nanti," kata Bagian Humas RS Bhayangkara Nganjuk Ipda Darnafi Haryanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement