Rabu 22 Jul 2015 21:41 WIB
Penyerangan Masjid di Papua

Shamsi Ali: Tinggalkan Standar Ganda Terhadap Islam

Rep: C38/ Red: Ilham
Shamsi Ali, Imam Masjid Al-Hikmah, New York
Foto: Fian Firatmaja
Shamsi Ali, Imam Masjid Al-Hikmah, New York

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Toleransi menjadi kunci kerukunan hidup antarumat beragama. Presiden Yayasan Nusantara, Imam Shamsi Ali menuturkan standar ganda yang selama ini dianut masyarakat dunia sudah selayaknya ditinggalkan. Intoleransi bukan monopoli salah satu kelompok beragama.

“Umat Islam secara khusus seringkali menjadi bulan-bulanan kritikan orang lain. Kejadian Tolikara ini seharusnya membuka mata bahwa sikap intoleran itu ada pada semua komunitas,” kata Imam Shamsi Ali kepada Republika, Rabu (22/7).

Menurut Shamsi, seringkali kita dipaksa untuk menganggap sikap toleran dan keinginan rukun itu hanya didominasi oleh kelompok tertentu. Islam diposisikan sebagai agama intoleran, seperti yang dilakukan media Barat.

Shamsi mengatakan, boleh jadi karena memang ada perlakuan demikian di sebagian dunia Islam, tapi bisa juga karena ada kesengajaan untuk mempersepsikan Islam sebagai agama yang intoleran.

Ia melanjutkan, kebebasan beragama dan menjalankan ibadah termasuk hak asasi yang seharusnya dijunjung tinggi. Namun, standar ganda selama ini masih melekat di benak masyarakat dunia. Seringkali terbangun persepsi bahwa penghormatan kepada religious freedom sebagai bagian dari HAM juga didominasi oleh kelompok tertentu.

“Peristiwa Tolikara menjadi saksi sekaligus menyangsikan kebenaran itu. Pada semua kelompok agama, ada orang-orang atau kelompok yang tidak ingin berdampingan dengan orang atau kelompok lain,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement