Ahad 26 Jul 2015 20:10 WIB

P2TP2A Kampanyekan Tolak Kekerasan Anak

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Djibril Muhammad
Kekerasan Anak (Ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Kekerasan Anak (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat, Netty Prasetyani, mengkampanyekan aksi penolakan kekerasan dan pelecehan seksual kepada anak.

Netty, tiba di Jalan Dago Cikapayang dengan bersepeda, dalam acara Car Free Day (CFD), Ahad, (26/7). Startnya, dari rumah dinasnya, Gedung Negara Pakuan, Jalan Otto Iskandardinata, Bandung ke  Jalan Dago (Jalan Ir. H. Djuanda), Cikapayang, Netty mengendarai sepeda di Dago Cikapayang keduanya dibanjiri salaman dari pengunjung di Jalan Dago.

Netty langsung melakukan jalan sehat menyusuri Jalan Dago sambil membagi - bagikan leaflet berisi ajakan menolak kekerasan anak. "Kalau melihat, menemukan adanya kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak laporkan kepada kami ya bu, pak. Jangan segan," katanya.

Menurut Netty, masyarakat tak boleh segan melaporkan kalau menemukan ada tindak kekerasan atau pelecehan seksual terhadap anak. Bisa juga, dengan menghubungi ke nomor 0800 1000 400. "Atau bisa juga datang ke Gedung Pakuan," kata Netty.

Ratusan leaflet, stiker hingga hampir mencapai berhasil dibagikan. Netty pun menempelkan stiker terkait penolakan kekerasan terhadap anak pada roda yang menjual makanan di kawasan Dago. "Mohon izin Pak, saya untuk menempelkan stiker disini," katanya.

Selain itu, Netty pun mengkampanyekan penggunaan jaringan internet yang positif. Orang tua ditekankan untuk mengawasi agar anak-anaknya tidak dibiarkan mengakses situs - situs internet sembarangan. Terutama untuk situs-situs yang berbau pornografi.

"Tolong dijaga anak-anaknya ya bu, pak. Awasi anak jika sedang mengakses internet," katanya.

Dikatakan Netty,  salah satu sumber kekerasan terhadap anak itu berawal dari internet yang negatif. Jadi, gerakan internet sehat penting dilakukan di kalangan keluarga. Pengawasan dan bimbingan sangat perlu dilakukan untuk menjaga anaknya dari jejaring internet yang tidak sehat.

Gerakan internet sehat ini, kata dia, bisa dimulai dengan penerapan waktu selama 20 menit, orang tua menemani, mengawasi anaknya ketika mengakses internet.

Netty menegaskan, bahwa kampanye ini, salah satunya menyikapi banyaknya laporan masyarakat terkait banyaknya kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah umur. Terlebih lagi, angkanya pada 2015 ini angka kekerasan dan pelecehan seksual anak meningkat pesat.

Selain itu, belum lama ini, saat Ramadhan kemarin Polrestabes Bandung mengungkap seorang anak berusia 12 tahun yang sengaja dilacurkan. Anak itu diketahui punya ojek pribadi untuk mendukung bisnis esek-esek itu. Selain itu, anak yang masih duduk dibangku kelas VI SD itu punya banyak langganan dalam aktifitas prostitusi anak itu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement