REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan mengatakan sekarang hampir bebas dari virus mematikan MERS yang menewaskan 36 orang dan membuat sekitar 200 orag terkena wabah sejak Mei lalu. Pernyataan itu dikeluarkan pada Selasa (28/7).
Perdana Menteri Hwang Kyo-ahn dalam pertemuan pemerintah mendesak masyarakat kembali seperti biasa, mengingat belum ada kasus MERS lagi selama lebih dari tiga pekan. Lebih dari 16 ribu orang telah diisolasi di rumah sakit dan rumah karena pemerintah berusaha menghentikan penyebaran penyakit.
"Ini adalah penilaian dari ahli medis dan pemerintah, warga sekarang dapat merasa aman," kata Hwang.
Para ahli mengatakan, ruang gawat darurat di Korsel yang penuh sesak dan bangsal rumah sakit mungkin telah berkontribusi untuk penyebaran virus yang lebih luas. Virus dengan cepat menyebar ke teman dan anggota keluarga yang mengunjungi pasien rawat inap dan menyebar makin luas.
Kasus MERS juga mengguncang perekonomian Korsel yang mencatat pertumbuhan kuartal paling lambat dalam lebih dari dua tahun dalam tiga bulan hingga Juni. Bank of Korea menyalahkan pertumbuhan melambat karena melemahnya kunjungan wisatawan asing yang membatalkan kunjungan karena akut terkena infeksi.
Sindrom Pernapasan Timur Tengah atau MERS ditemukan pada 2012. Kasus ini sebagian besar berpusat di Arab Saudi sebelum terjadi di Korea Selatan. Virus MERS merupakan satu keluarga dengan coronavirus yang menyebabkan pilek dan SARS dan dapat menyebabkan demam, masalah pernapasan, radang paru-paru dan gagal ginjal.