REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menjelang masa jabatannya berakhir, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj masih terus melakukan sosialisasi dan membuat program terobosan. Yaitu, membuat klinik berbasis masjid untuk masyarakat.
“Karena sehat itu mahal, dan mudah-mudahan program klinik masjid ini berjalan dan bisa memberi manfaat besar kepada masyarakat,” ujar Kiai Said usai melouching klinik berbasis masjid NU di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (28/7).
Ia menyasar masjid karena menjadi pusat kegiatan umat yang sangat strategis. Jika sekitar 800.000 masjid NU mempunyai klinik masjid, ungkapnya, maka kesehatan jamaah akan terjamin dan terjaga.
“Itulah sebabnya PBNU me-launching klinik masjid agar dapat menyebarkan ke umat di semua tingkatan, sehingga program Indonesia Sehat bisa benar-benar terlaksana dengan baik dan tepat sasaran,” ungkap Kiai Said.
Menurutnya, menjaga kesehatan sangatlah penting dalam kehidupan untuk menjalani seluruh aktivitas dalam mencapai tujuan hidup, jika kesehatan terganggu maka akan mempengaruhi seluruh hasil yang akan di dapatkan dalam mencapai tujuan hidup nantinya.
“Walaupun program ini dilakukan di akhir masa jabatan saya, tapi kedepan mudah-mudahan bermanfaat dan bisa dilanjutkan oleh kepengurusan yang baru,” ujarnya.
Rencananya, program klinik masjid diterapkan pada seluruh masjid NU di seluruh Indonesia. Untuk tahap pertama program klinik dilakukan di masjid di wilayah Jawa Barat, selanjutnya Jawa Timur dan seluruh wilayah Indonesia.
Nantinya, klinik masjid ini selain diperuntukan untuk jamaah juga untuk masyarakat sekitar secara gratis dari dana corporate social responsibility (CSR) dan hasil kerjasama dengan sejumlah perusahan.
“Jadi nanti masjid NU harus ada kliniknya,” ujar Ketua LTM PBNU KH Abdul Manan A Ghani.
Kiai Manan mengatakan, LTM sebagai lembaga yang bertanggungjawab atas pendirian dan pengawalan pendirian klinik masjid NU, akan berkoordinasi dan menyosialisasikan ke seluruh takmir masjid di bawah LTMNU.