REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemberdayaan ekonomi akan menguatkan sektor pendidikan dan kesehatan yang menjadi garapan Muhammadiyah selama ini.
“Muhammadiyah sekarang memang menyadari selama ini yang dilakukan di bidang pendidikan dan kesehatan dirasa belum cukup untuk bersaing di era globalisasi ekonomi,” kata Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah Syafrudin Anhar kepada Republika, Kamis (30/7).
Penguatan pemberdayaan ekonomi, ujarnya, menjadikan Muhammadiyah mampu bersaing dengan situasi perkembangan masyarakat. Regulasi pemerintah di bidang ekonomi yang selama ini ditinggalkan oleh umat justru begitu terbuka, bebas dan agak liberal mengikuti arus globalisasi.
Syafrudin juga mengatakan, pemikiran itu dilandasi oleh berbagai kebijakan pemerintah yang kurang bersahabat dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Menurut dia, sejumlah regulasi justru hampir menyebabkan aktivitas Muhammadiyah di dua bidang itu mengalami hambatan.
Dengan perkembangan seperti ini, kata Syafrudin, Muhammadiyah harus menyadari posisi aktivitas dan gerakannya.
Muhammadiyah tidak bisa terpaku kepada dua bidang itu, apalagi menghadapi era global sekarang. Ketika ini disadari oleh Muhammadiyah, maka gerakan harus membangkitkan kembali aktivitas di bidang ekonomi.
“Bila tidak mengubah orientasi gerakannya yang hanya mengandalkan pendidikan dan kesehatan, Muhammadiyah akan digilas oleh arus globalisasi itu, khususnya globalisasi ekonomi,” kata Syafrudin.