REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Ada yang menarik dari sistem formasi yang klub Serie A Italia AC Milan terapkan dalam sejumlah laga pra musim beberapa waktu lalu. Dari lima pertandingan yang mereka lakoni dalam satu bulan terakhir ini, Rossoneri rajin menggunakan formasi 4-3-1-2.
Sang alenatore Sinisa Mihajlovic sepertinya ketagihan dengan formasi ini, baik dalam bertahan maupun menggedor lini belakang lawan. Tiga kemenangan dari lima laga yang AC Milan lakoni menjadi bukti manjurnya formasi empat bek sejajar ini.
Dengan formasi tersebut, Milan melibas Alcione 5-1, Leganano 5-1, dan Inter Milan 1-0. Mereka hanya tumbang dengan selisih satu gol 2-1 dari Olympique Lyonnais, dan kalah adu penalti atas Real Madrid. Semua torehan ini, Milan bukukan dalam turnamen ICC 2015 di Cina beberapa waktu lalu.
Dengan formasi 4-3-1-2, aliran bola antar lini dalam skema permainan AC Milan berjalan lancar. Tak heran, mereka mampu mendulang 11 gol dalam turnamen tersebut. Pertandingan melawan Inter Milan menjadi panggung terbaik dari pertunjukan suksesnya sistem formasi ini.
Walau kalah persentase penguasaan bola 44 persen berbanding 56 persen, namun jumlah tembakan Keisuke Honda Cs lebih banyak. Tercatat, mereka mampu melepaskan 10 tendangan dengan empat diantaranya mengarah ke gawang.
Memang, rapuhnya sisi pertahanan yang selama ini menaungi Milan masih menjadi masalah utama. Akan tetapi, benteng pertahanan Milan yang dikomandoi oleh Philippe Mexes setidaknya terbukti masih sangat kokoh dengan formasi 4-3-1-2.
Dalam lima pertandingan, hanya dua gol yang bersarang ke gawang mereka tentu menjadi catatan impresif bagi tim asal kota mode itu. Kontan saja, mulai klopnya para pemain Milan dengan formasi yang Mihajlovic bawa dari Sampdoria ini meningkatkan optimisme mereka.
“Tujuan kami saat ini ialah bisa finish di tiga besar klasemen Serie A. Kami tahu itu akan sulit, karena semua tim terus berbenah. Tapi kami pun kini semakin bertambah kuat,” kata dia dikutip dari Dailymail, Selasa (4/8).