REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Amerika Serikat akan mengumumkan paket bantuan bagi Myanmar serta membantu memberikan pertolongan kepada ratusan ribu penduduk yang terkena banjir.
Pemerintah Myanmar, Senin (3/8), meminta bantuan internasional untuk meningkatkan upaya pertolongan.
Kerry mengatakan kedutaan besar AS di Yangon bekerja sama dengan para pejabat Myanmar untuk menentukan prioritas bantuan.
"Kami berharap akibat dari bencana ini bisa diatasi dengan minimnya kekacauan dan korban jiwa lebih jauh," kata Menteri Luar Negeri AS John Kerry dalam pertemuan dengan menteri-menteri luar negeri Asia Tenggara yang diketuainya bersama Menlu Myanmar Wunna Maung Lwin di Kuala Lumpur, Rabu (5/8).
Lebih dari 250 ribu orang terkena dampak banjir dan 69 lainnya tewas dalam bencana yang dipicu oleh hujan pekan lalu. Harian Myanma Ahlin melaporkan air meluap hingga di atas jalur limpasan di 40 bendungan di seluruh negara.
Seruan Myanmar untuk bantuan internasional itu menandai perubahan besar dibandingkan 2008 ketika pemerintahan militer saat itu menjauhkan diri dari bantuan internasional saat terjadinya badai Nargis yang menyebabkan 130 ribu orang tewas.
Para pekerja bantuan masih berjuang untuk menjangkau beberapa kawasan paling parah terkena banjir dan kawasan terpencil. Pemerintah melakukan tindakan pencegahan dengan mengeluarkan peringatan banjir bagi warga yang tinggal di kawasan delta Ayeyarwady di Myanmar barat daya.
Air bah dari utara diperkirakan mengalir ke kawasan itu sehingga meningkatkan permukaan sungai hingga ke tingkat membahayakan. Berdasar harian Global New Light of Myanmar, evakuasi warga usia lanjut, perempuan dan anak-anak di Ayeyarwady masih dilakukan.
Kawasan tersebut merupakan daerah penghasil beras utama Myanmar dan PBB mengungkapkan kekhawatiran keamanan pangan di negara itu bisa terkena dampaknya.
Menurut harian Myanma Ahlin, lebih dari 445 ribu hektare lahan pertanian, sebagian besar berupa sawah, terendam banjir. Lebih dari 26 ribu hektare lahan rusak.