REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin menyatakan, nama-nama yang terpilih melalui perhitungan suara Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar, Sulawesi Selatan sudah sesuai harapannya. Din mengaku menyambut hasil Muktamar tersebut dengan rasa syukur dan gembira.
Selanjutnya, Din menyerahkan mekanisme sepenuhnya pada Muktamar untuk mengesahkan 13 nama anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus Ketua Umum persyarikatan.
"(Hasil) Ini sesuai dengan harapan saya pribadi," kata Din dalam jumpa pers di Universitas Muhammadiyah Makassar pada Kamis (6/8). Meski masih harus menunggu pengesahan Muktamar, Din optimis peserta Muktamar akan menerima hasil tersebut.
Berdasarkan hasil perhitungan suara yang ditutup pada Rabu (5/8) malam, terdapat nama Haedar Nashir, Yunahar Ilyas, Dahlan Rais, Busyro Muqoddas, Abdul Mu'ti, Anwar Abbas, Muhadjir Effendy, Syafiq Mughni, Dadang Kahmad, Suyatno, Agung Danarto, Goodwill Zubir, dan Hajriyanto Thohari.
Menurut Din, 13 besar hasil Muktamar memberikan jaminan Muhammadiyah ke depan akan tetap melangsungkan gerakannya dengan keberlanjutan dan perubahan.
Din mengaku senang dengan kombinasi sejumlah nama lama anggota Pimpinan Pusat dan nama-nama baru. "Saya memang berharap Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang akan datang terdiri dari figur lama dan figur baru."
Saat ini, kata Din, warga Muhammadiyah hanya perlu menunggu 13 nama tersebut berembuk untuk memajukan satu nama Ketua Umum. "Kita tunggu saja siapa yang dimajukan selangkah dan ditinggikan seranting," katanya.
Din sendiri menjagokan empat nama, yaitu Haedar, Yunahar, Syafiq, dan Mu'ti. Menurutnya, keempatnya berkualifikasi untuk mengemban jabatan Ketum. Din menekankan, setiap individu memiliki kelebihan sehingga siapa pun yang menjadi Ketum bukan masalah bagi Muhammadiyah. "Tidak jadi masalah karena kepemimpinan bersifat kolektif kolegial," katanya.
Din tak lupa menyampaikan selamat kepada 13 nama terpilih yang ia anggap memang layak menjadi anggota PP Muhammadiyah. "Saya berharap mekanisme pengambilan keputusan agar mengedepankan musyawarah untuk mufakat. Musyawarah lebih elok dan menunjukkan etika Muhammadiyah."