REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Konfirmasi puing yang ditemukan di pulau Reunion, Samudra Hindia berasal dari Malaysia Airlines MH370 membawa titik terang bagi tim pencari. Namun, hal itu menghancurkan harapan para keluarga penumpang dan awak dalam pesawat nahas tersebut.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengatakan penemuan sayap pesawat tersebut membuka luka lama misteri MH370.
"AS berharap puing yang ditemukan akan membawa penyelesaian yang berarti," kata dia ketika menghadiri pertemuan ASEAN di Malaysia, Rabu (6/8).
Ia mengatakan informasi yang diperoleh seharusnya menyempitkan area pencarian. Sehingga keluarga korban bisa mendapat kepastian secepatnya terkait apa yang terpada pada pesawat yang membawa kerabat tercinta mereka.
Keluarga korban seketika depresi dan sedih mengetahui kabar konfirmasi puing.
"Kenapa tidak menunggu sehingga para keluarga tidak harus melewati kekacauan ini," kata keluarga korban, Sara Weeks.
Kakaknya Paul Weeks merupakan penumpang MH370.
Sementara anggota keluarga yang lain mempermasalahkan mengapa pengumuman konfirmasi Malaysia dan Prancis dilakukan terpisah. "Kenapa pengumuman oleh Malaysia tidak dihadiri oleh pakar dari Prancis yang mengidentifikasi puing," kata Xu Jinghong di Beijing.
Irene Burrows, (85 tahun) ibu dari penumpang Rod Burrows dan istrinya hanya bisa berharap misteri MH370 terselesaikan sebelum ia meninggal. "Yang saya inginkan hanya mengetahui dimana mereka," kata dia.