REPUBLIKA.CO.ID, MONACO -- Kedatangan Stephan Kareem El Shaarawy di Stade Louis II langsung membuahkan hasil. Menjalani debutnya di kandang Monaco, Firaun Kecil (julukan El Shaarawy) langsung menyumbang gol fantastis saat AS Monaco menghajar Young Boys empat gol tanpa balas, pada leg kedua kualifikasi Liga Champions 2015/2016 putaran ketiga di Monaco, Rabu (5/8) dini hari WIB.
Selain El Shaarawy pada menit ke-77, gol AS Monaco juga disumbangkan Ivan Cavaleiro (54), Lavyin Kurzawa (64), dan Anthony Martial (70). Gol tersebut juga merupakan yang pertama dicetak El Shaarawy di Stade Louis II, sejak digaet dari AC Milan pada 14 Juli 2015.
Sementara itu, Pelatih AS Monaco, Leonadro Jardim mengatakan sangat puas melihat penampilan impresif yang ditunjukan anak-anak asuhnya. Dia juga mengungkapkan rasa bangganya mengingat skuat yang dimilikinya terbilang masih muda-muda. Terlebih, baik secara kolektif atau pun individu, pemain Monaco menunjukan permainan yang sangat hebat.
“Tim sepenuhnya menjalankan permainan sesuai rencana. Saya sangat puas menyaksikan penampilan para pemain muda,” kata pelatih berkebangsaan Portugal tersebut pada akun Twitter klub, Rabu (5/8).
Hasil kurang maksimal justru diraih kontestan Liga Belanda, Ajak Amsterdam. Juara empat kali Liga Champions eropa itu harus mengakui keunggulan tamunya wakil Austria, Rapid Vienna setelah memaksanya terlempar dari fase grup untuk pertama kalinya sejak musim 2009/2010.
Pelatih Ajak Amsterdam Frank de Boer mengatakan, kegagalan anak asuhnya melaju ke babak grup liga terbesar di Eropa itu bukan hanya menyisakan duka bagi anak asuhnya. Lebih dari itu, kegagalan tersebut juga merupakan peringatan bagi sepak bola Belanda. "Ini sangat menyedihkan baik bagi tim mau pun sepak bola Belanda," kata pelatih berkebangsaan Belanda tersebut seusai pertandingan.
De Boer mengakui, keputusannya untuk membangkucadangkan pemain-pemain senior seperti Nemanja Gudelj, Lasse Schone, Ricardo van Rhijn dan Johnny Heitinga pada awal laga adalah sebuah kesalahan. Dia pun sudah memprediksikan bahwa keputusannya tersebut bakalan mendapat sorotan tajam dari media Belanda.
Meski begitu, eks kapten Tim Nasional Belanda itu pun mengungkapkan dirinya mempunyai alasan tersendiri mengapa memilih menurunkan pemain-pemain muda. Dengan tersingkirnya Ajax Amsterdam, maka mereka harus rela terlempar ke kompetisi Liga Europe. "Saya merasa tim muda ini bisa membuat perbedaan. Sayangnya tidak demikian kenyataannya,” ujar pelatuh berusia 45 tahun tersebut.