Ahad 09 Aug 2015 22:45 WIB

Duh, El Nino Capai Puncaknya pada Dua Bulan ke Depan

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Bilal Ramadhan
Dampak El Nino (ilustrasi)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Dampak El Nino (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa El Nino akan menimpa Indonesia pada tahun ini. El Nino  akan terus menguat dan mencapai puncaknya pada dua bulan ke depan.

Kepala BMKG Andi Eka Sakya mengatakan musim kemarau 2015 akan lebih panjang dibandingkan tahun lalu. "Ini dampak dari munculnya El Nino dan menyebabkan awal musim hujan 2015-2016 akan mengalami kemunduran," ujarnya di Jakarta, Ahad (9/8).

Tahun ini El Nino telah mencapai level moderat dan diprediksi akan menguat mulai Agustus sampai Desember 2015. El Nino merupakan fenomena alam terkait dengan kenaikan suhu permukaan laut melebihi nilai rerata di Samudera Pasifik sekitar Ekuator yaitu daerah sekitar Chili, Peru dan Amerika Latin.

Peristiwa ini  membawa  dampak kekeringan panjang di beberapa daerah di Indonesia terutama Indonesia bagian Timur dan daerah-daerah yang terletak  di lintang  selatan seperti Sumatra Selatan, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan, dan Papua bagian selatan.

Andi menyebut El Nino berbeda dengan gelombang panas. El Nino berdampak kekeringan yang memperpanjang waktu musim kemarau. Prakiraan lama waktu dampak bagi Indonesia berkisar empat hingga lima bulan. Hal ini dikarenakan dampak tersebut dinetralisir oleh musim hujan.

Sedangkan gelombang panas terkait dengan fenomena cuaca yang diindikasikan oleh kenaikan suhu local secara signifikan dalam waktu singkat (tiga sampai tujuh hari). Gelombang panas tidak melewati dan masuk ke wilayah indonesia yang beriklim tropis, gelombang panas biasanya terjadi di wilayah yg beriklim sub tropis diatas lintang 10 derajat baik di utara dan selatan.

Munculnya El Nino biasanya diikuti dengan mendinginnya suhu mula laut di beberapa wilayah Indonesia, seperti Sumatera bagian barat, Jawa bagian selatan, Sulawesi dan Maluku bagian utara. Selain berdampak pada proses pembentukan awan yang cukup sulit karena proses penguapan rendah, juga sering dirasakan hembusan anginnya pun terasa lebih dingin.

Namun di balik itu semua, kloropil di wilayah tersebut akan kondusif dan menjadikan potensi panen ikan juga lebih tinggi di wilayah-wilayah tersebut. Tidak semua negatif, sebaliknya El Nino membawa dampak positif bagi sektor kelautan.

Pasalnya suhu muka laut di wilayah indonesia dingin sehingga dapat menambah populasi ikan yang nantinya dapat meningkatkan tangkapan ikan. "Selain itu kondisi kering yang lebih panjang meningkatkan potensi hasil garam yang lebih banyak pula," kata Andi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement