REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Memiliki sanak saudara yang kecanduan narkoba mungkin bagi sebagian kalangan dianggap sebagai sesuatu yang perlu ditutupi, terlebih jika anak politisi atau pejabat. Tapi di Australia, seorang politisi mengaku terang-terangan soal anaknya yang pecandu dan berharap ada pelayanan terapi yang lebih baik.
Senator independen asal Tasmania, Jaqui Lambie mengaku memiliki anak laki-laki yang kecanduan sabu-sabu. Pengakuan itu ia kemukakan dalam rapat Senat Australia yang membahas usulan penghentian pemberian dana kesejahteraan bagi para pelaku kriminal yang sedang dirawat oleh psikiatri.
"Penghentian pemberian dana kesejahteraan ini tidak akan memecahkan masalah narkoba. Mereka membutuhkan perawatan. Mereka ketagihan dan membutuhkan perawatan, dan kita tidak memiliki pusat rehabilitasi yang cukup mampu memberikan pelayanan ini," ujar Lambie.
Salah satu pengelola pusat rehabilitasi dan alkohol di New South Wales (NSW) mendukung pengakuan Lambie yang memiliki anak pecandu di hadapan para wakil rakyat.
"Apa yang dilakukannya sangat berani. Saya menghargai dengan keberaniannya untuk membantu, tidak hanya anaknya, tetapi juga mereka yang ketergantungan narkoba," ujar Joy Coyte dari pusat rehabilitasi Glen di NSW.
"Saya berharap ini tidak hanya akan membuat warga sadar bahwa siapa pun bisa menjadi pecandu narkoba dan alkohol. Karenanya menjadi penting bagi Satuan Khusus Narkoba untuk ingat bahwa perawatan adalah satu hal yang harus dikedepankan dalam setiap rekomendasi yang diajukan."
Coyte mengaku 60 persen dari kliennya mencari perawatan untuk menanggulangi ketagihan narkoba jenis sabu-sabu.
"Program perawatan kami kehilangan kapasitasnya, karena pemotongan anggaran yang dilakukan pemerintah. Setidaknya setiap bulan ada lebih dari 100 aplikasi yang ingin mendapat perawatan, sayang kami hanya bisa menampung 10 orang, jadi banyak yang ditolak," jelas Coyte.
Di depan anggota parlemen, Lambie mengaku telah mengusir anaknya yang pencandu sabu-sabu.
"Saya meminta dia keluar dari rumah, karena beberapa barang di rumah banyak yang hilang, sampai saya harus mengunci beberapa tas. Saya tidak bisa hidup dalam kondisi seperti itu," ujar Lambie yang namanya pernah ramai setelah komentarnya soal hukum syariah memilki keterkaitan dengan aksi terorime.
Lambie kini berencana membuat peraturan yang memungkinkan para orang tua pecandu memaksa anak-anaknya mengikuti program rehabilitasi.