REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Tim investigasi pimpinan Prancis yang memeriksa bagian sayap atau flaperon dari pesawat Malaysia Airlines (MAS) penerbangan MH370 yang hilang telah selesai.
Australian Joint Agency Coordination Centre (JACC) mengatakan pihak berwenang Prancis akan melakukan konsultasi dengan Malaysia dan melaporkan kemajuan pada waktunya.
"Tim investigasi Prancis bekerja secepat mungkin untuk memberikan informasi yang lengkap dan dapat diandalkan," kata badan itu dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Rabu (19/8).
Pada 6 Agustus, para ahli internasional menegaskan flaperon yang ditemukan di wilayah Prancis, Pulau Reunion bulan lalu merupakan bagian dari pesawat MH370. Hal itu mendukung kesimpulan sebelumnya pesawat MAS jatuh di selatan Samudera Hindia, sekitar 17 bulan yang lalu.
Penerbangan MH370 hilang saat terbang menuju Beijing dari Kuala Lumpur pada 8 Maret tahun lalu. Pesawat itu mengangkut 239 penumpang dan awak kabin.
JACC juga mengatakan para pejabat dari Australia, Malaysia dan Cina diperkirakan akan bertemu di Canberra awal bulan depan untuk berbagi informasi dan mendiskusikan operasi pencarian.
"Pertemuan ini akan sangat fokus pada perencanaan untuk memastikan pencarian dilakukan seefisien mungkin, dengan memanfaatkan cuaca yang lebih baik seiring datangnya musim panas," katanya.
Kapal Fugro, yaitu Discovery dan Equator sekarang kembali di lokasi pencarian untuk melanjutkan operasi pencarian pesawat yang hilang di laut itu.
"Kapal Fugro Discovery tiba pada 12 Agustus, sementara Fugro Equator akan tiba dari pengisian pasokan rutin hari ini (19 Agustus). Kapal-kapal itu akan melakukan operasi pencarian sampai pertengahan September"
Pada 16 Agustus, Menteri Transportasi Malaysia Liow Tiong Lai mengatakan misi untuk mencari penerbangan MH370 yang melibatkan Malaysia, Australia dan Cina akan dilanjutkan di dasar laut Samudera Hindia. Dia menambahkan di antara barang utama yang dicari adalah kotak hitam dan reruntuhan pesawat.