REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Keluarga almarhumah Pramugari Trigana Air, Ika Nugraeni Sukma Putry, mengapresiasi pihak maskapai yang komunikatif dan kooperatif dalam penanganan musibah jatuhnya pesawat.
"Dari awal selalu komunikatif," ujar kakak tertua Ika, Asta Wahyu Dewanto, kepada Republika, Sabtu (22/8) petang.
Sejak pesawat Trigana Air IL-257 rute Jayapura-Oksibil hilang kontak pada Ahad (16/8) sore, maskapai segera mengabarkan pada keluarga awak dan penumpang. Pria yang akrab disapa Anto itu menambahkan, perkembangan terkini juga selalu disampaikan Trigana Air.
Usai Basarnas mengumumkan kepastian tewasnya seluruh awak dan penumpang, perwakilan Trigana Air segera mendatangi kediaman keluarga Ika dan menyampaikan bela sungkawa. Ika beserta suami dan anaknya selama ini berdomisili di Depok, namun rumah duka ditempatkan di kediaman orang tua Ika di Perumahan Bukit Ciomas Asri, Kabupaten Bogor.
"Mereka memasang tenda dan karangan bunga, menanggung akomodasi dan transportasi keluarga yang berjaga di Papua, serta akan membiayai pemakaman dan kewajiban lain," tutur Anto.
Di sela suasana berkabung yang menyelimuti, keluarga Ika merasa berterima kasih kepada Trigana Air yang tidak lepas tanggung jawab. Anto berujar, hal itu meringankan musibah yang dirasakan seluruh keluarga.
"Alhamdulillah pihak perusahaan bertanggung jawab penuh," katanya.
Kini, Anto dan keluarga tengah menanti hasil identifikasi jenazah. Nantinya, almarhumah Ika akan dikebumikan di TPU Blender, Kebon Pedes, Bogor.
Anto berharap, amal perbuatan adik bungsu perempuan satu-satunya itu diterima oleh Allah SWT. Semasa hidupnya, Ika termasuk seseorang yang religius dan selalu membaca Alquran.
Sudah 14 tahun Ika melakoni profesi menjadi pramugari, hingga dikenal sebagai Cabin Senior. Ika meninggalkan sang suami, Bhayu Novianto, dan kedua anak mereka, Khaula (10 tahun) dan Raffa (4 tahun).