REPUBLIKA.CO.ID, JATINEGARA -- Sebuah rumah di RT 11/RW 03 Kampung Pulo, Jakarta Timur, milik Almarhum H Musa membuat heboh karena tidak bisa dirubuhkan. Namun, menurut Ketua RT 11 Kampung Pulo, Hussin Sairi (58), dirinyalah yang mencegah penghancuran rumah itu.
"Pada hari Sabtu (22/8) kemarin, rumah tersebut ingin dihancurkan, tapi saya tahan," ujarnya kepada Republika, Ahad (23/8).
Hussin bercerita, kejadian tersebut terjadi lantaran penghuni rumah Hj Nani dan anak perempuannya Massurah belum selesai membereskan rumahnya. Hussin yang melihat kejadian tersebut langsung mencoba menghentikannya dengan cara baik-baik. "Jangan dihancurkan, ini rumahnya janda," imbuhnya ketika itu.
Tapi ketika itu, ada orang yang melihat dari luar. Kejadian itu, menyebar begitu saja ke seluruh kampung. Namun Hussin mengakuinya bahwa kejadian itu tidak ada sangkutannya dengan mistik.
Selain karena faktor ingin menyelamatkan warganya. Alasan Hussin menghentikan alat berat karena rumahnya sendiri berdempetan dengan rumah Musa. "Salah sedikit rumah saya bisa terbawa rubuh," katanya.
Rumah tersebut akhirnya berhasil dirubuhkan pada Ahad (23), sore. Rumah itu memang kerap digunakan untuk majelis Tak'lim ketika Alm H Musa masih hidup. Kemudian setelah meninggal rumah tersebut hanya dijadikan tempat shalat Trawih ketika Ramadhan.
Namun jika disangkutpautkan dengan mistik, Hussin menilainya tidak benar. "Tapi benar jika semasa hidup, banyak kyai yang datang ke tempat Almarhum," ungkapnya.