Senin 24 Aug 2015 07:52 WIB

Nepal Buka Kembali Pendakian Everest

Rep: c94/ Red: Angga Indrawan
Kondisi tenda pendaki gunung yang rusak diterjang salju longsor akibat gempa bumi di Gunung Everest, Sabtu (25/4).
Foto: Azim Afif via AP
Kondisi tenda pendaki gunung yang rusak diterjang salju longsor akibat gempa bumi di Gunung Everest, Sabtu (25/4).

REPUBLIKA.CO.ID, NEPAL -- Nepal telah membuka kembali pendakian Gunung Everest untuk pertama kalinya sejak longsoran salju akibat gempa bumi pada April lalu. Pada saat itu, Everest menewaskan 19 pendaki dan mengakhiri pendakian populer pada musim semi.

Pendaki asal Jepang Nobukazu Kuriki akan menjadi yang pertama untuk mencoba untuk skala puncak tertinggi di dunia sejak gempa. Menteri Pariwisata Nepal, Kripasur Sherpa, memberi ijin pendakian Kuriki untuk melakukan sebuah upacara di Kathmandu, Ahad (22/8).

Kuriki berencana untuk berangkat ke gunung pada Selasa (24/8) mengunakan helikopter. Diperkirakan ia mencapai puncak pada pertengahan September. Musim gugur dianggap sebagai waktu yang sulit untuk mencoba Everest dan umumnya dihindari oleh pendaki.

"Tujuan utama saya naik adalah untuk menyebarkan pesan bahwa Nepal adalah aman untuk pendaki dan trekker bahkan setelah gempa," kata Kuriki yang juga seorang wartawan.

Ini akan menjadi upaya kelima Kuriki melakukan pendakian di Everest. Empat kali sebelumnya doa mencapai puncak 8.850 meter dan tidak berhasil mencapai ketinggian (29.035 kaki). Dalam upaya terakhirnya, pada 2012, ia kehilangan sembilan jari akibat terkena radang dingin.

Sejak gempa pada bulan April yang menewaskan hampir 9.000 orang, Nepal telah putus asa untuk membawa kembali puluhan ribu wisatawan yang menikmati trekking di jalur gunung negara dan mendaki puncak Himalaya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement