Ahad 30 May 2021 14:23 WIB

Tunanetra China Pecahkan Rekor Taklukkan Everest

Dia menjadi orang yang tidak bisa melihat pertama di Asia dan ketiga di dunia

Rep: Dwina Agustin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Zhang Hong
Foto: Refer China
Zhang Hong

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Zhang Hong dari Cina berusia 46 tahun telah mendaki puncak tertinggi di dunia dari sisi Nepal. Dia menjadi orang yang tidak bisa melihat pertama di Asia dan ketiga di dunia yang mendaki Gunung Everest.

"Tidak peduli apakah Anda berkebutuhan khusus atau normal, apakah Anda kehilangan penglihatan atau Anda tidak memiliki kaki atau tangan, tidak masalah selama Anda memiliki pikiran yang kuat, Anda selalu dapat menyelesaikan sesuatu yang dapat dilakukan oleh orang lain. Tidak," kata Zhang.

Zhang menyelesaikan pendakian Himalaya setinggi 8.849 meter pada 24 Mei bersama dengan tiga pemandu dan kembali ke base camp pada Kamis (27/5). "Saya masih sangat takut, karena saya tidak dapat melihat ke mana saya berjalan, dan saya tidak dapat menemukan pusat gravitasi saya, jadi kadang-kadang saya akan jatuh," katanya.

Lahir di kota Chongqing, Cina barat daya, Zhang kehilangan penglihatannya pada usia 21 tahun karena glaukoma. Dia terinspirasi oleh Erik Weihenmayer, pendaki Amerika Serikat yang memiliki kondisi sama dan melakukan pendakian ke Everest pada 2001. Dia pun mulai berlatih di bawah bimbingan teman pemandu gunungnya, Qiang Zi.

"Tapi saya terus berpikir karena meski berat harus menghadapi kesulitan-kesulitan itu, ini salah satu komponen pendakian, ada kesulitan dan bahaya dan inilah arti dari mendaki," ujar Zhang.

Nepal membuka kembali Gunung Everest pada April untuk orang asing setelah ditutup Maret tahun lalu karena pandemi Covid-19. Cina membentuk garis pemisah di puncak Gunung Everest untuk mencegah pendaki berbaur dari Nepal, meski pendaki diharuskan menunjukkan tes negatif untuk virus korona sebelum menuju ke gunung.

https://www.reuters.com/world/china/first-blind-chinese-mountaineer-climbs-mount-everest-2021-05-30/

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement