REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran, Muchlis Hanafi mengakui, pengembang aplikasi Alquran banyak bermunculan. Di satu sisi, mempermudah umat Islam lebih dekat dengan Alquran. Sisi lainnya, aplikasi tersebut belum sempurna dan memiliki kesalahan.
"Kesalahan yang ada tentu saja memliki dampak yang sangat besar dalam perubahan makna dari Alquran, meski hanya berbentuk digital atau sebuah aplikasi," papar dia kepada ROL, Senin Malam.
Karena itu, Direktur Program di Pusat Studi Al Qur'an ini meminta umat Islam selektif dan memilih aplikasi yang sudah ditashihkan Kementerian Agama.
"Ada empat aplikasi Alquran yang sudah ditashihkan oleh Kementerian Agama. Lagipula, beberapa tahun belakangan negara-negara Islam juga sudah mengirimkan aplikasi-aplikasi yang tentu saja lebih bisa dipercayai," kata dia.
Muchlis menambahkan jika aplikasi Alquranberbentuk jpeg atau image biasanya lebih aman untuk dipergunakan karena tidak mengubah isi. Ia mengaku masih terus melakukan pendataan aplikasi yang paling sering diunduh.
"Kami masih terus melakukan inventaris, apa yang paing sering di-unduhmasyarakat, agar bisa dilakukan proses tashih," pungkasnya.