REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, mengungkapkan, pihaknya akan kembali melakukan evaluasi terkait alokasi anggaran dalam pengadaan dan perawatan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI. Hal ini terkait dengan tingginya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Dalam beberapa hari terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS memang terus mengalami penurunan. Hingga saat ini, nilai tukar rupiah terhadap dollar as bahkan mencapai di kisaran 14 ribu rupiah. Hal ini pun memiliki dampak terhadap postur anggaran yang telah dialokasikan TNI, terutama dalam rencana pengadaan dan perawatan Alutsista.
''Pasti ada pengaruhnya (pelemahan rupiah terhadap dollar as),'' kata Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo usai menghadiri Rapat Upaya Khusus Peningkatan Industri Perberasan di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Rabu (26/8).
Untuk itu, lanjut Gatot, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap postur anggaran pengadaan dan perawatan Alutsista. Tidak hanya itu, Panglima TNI menyebutkan, evaluasi itu akan dilakukan terutama pada tahun anggaran 2016-2017.
''Ya akan kami evaluasi lagi dan dikaji lagi, kan belum jalan (tahun anggaran),'' ujarnya.
Sebelumnya, TNI memang tengah berencana untuk mendatangkan sejumlah Alutsista baru. Salah satunya adalah Helikopter AKS dari Prancis. Selain itu, tiap tahunnya, TNI tentu terus mengeluarkan dana operasional untuk perawatan Alutsista yang dimilikinya.