Sabtu 29 Aug 2015 13:41 WIB

Rupiah Melemah, Masalah Buruh Kian Kompleks

Rep: c34/ Red: Esthi Maharani
phk (ilustrasi)
Foto: cbc.ca
phk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kondisi ekonomi yang bergejolak akibat melemahnya nilai tukar rupiah membuat masalah buruh menjadi kian dinamis. Hal itu disampaikan Ketua DPP Serikat Pekerja Nasional (SPN), Iwan Kusmawan.

Menurutnya, terdapat banyak masalah yang disuarakan buruh di sejumlah  daerah. Dampak yang dirasakan para buruh terjadi langsung maupun tidak langsung.

"Persoalan yang dihadapi para buruh yang tergabung dalam SPN tak hanya PHK," kata Iwan, Sabtu (29/8).

Ia mencontohkan, peliknya masalah pembatalan ekspansi perusahaan yang ada di Kota Pekalongan. Mulanya, perusahaan tersebut merencanakan akan menampung 500 orang tenaga kerja di grup perusahaan baru.

Namun, melemahnya rupiah membatalkan rencana itu. Perusahaan tidak jadi melebarkan sayap karena tidak mampu memenuhi biaya operasional pabrik.

"Teman-teman yang sudah dipersiapkan untuk bekerja di perusahaan tadi kini tidak dapat melakukan aktivitas apapun," ujarnya.

Masalah lain, ungkapnya, kini beberapa perusahaan di sejumlah daerah sudah mengurangi hari dan jam kerja, bahkan merumahkan karyawan. Pasalnya, mereka kesulitan membeli bahan baku yang diimpor dari luar negeri.

"Kami harap masalah ini benar-benar menjadi perhatian pemerintah pusat, provinsi, maupun daerah," kata ia.

Iwan menginformasikan, terdapat 389.000 buruh anggota SPN yang tersebar di 11 provinsi seluruh Indonesia. Pada tanggal 1 September mendatang, 10.000 buruh yang tergabung dalam SPN dan sejumlah aliansi/serikat buruh lain berencana melakukan aksi demo besar-besaran se-Jabodetabek.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement