Ahad 30 Aug 2015 02:17 WIB

Mahathir Mohamad Gabung Demonstran Turunkan Najib Razak

Rep: c25/ Red: Dwi Murdaningsih
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad bergabung dengan para demosntran menuntut mundurnya Najib Razak sebagai perdana menteri.
Foto: REUTERS/Olivia Harris
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad bergabung dengan para demosntran menuntut mundurnya Najib Razak sebagai perdana menteri.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Ada yang mengejutkan diantara ribuan demonstran yang beraksi menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak. Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad berada diantara puluhan ribu demonstran untuk menuntut pengunduran diri Najib Razak atas dugaan skandal korupsi yang dilakukannya.

Dilansir dari Reuters, demonstrasi di Kuala Lumpur membawa Malaysia pada krisis politik. Sejak Juli, penyidik memperhatikan pengelolaan dana negara yang sarat utang. Penyidik juga menemukan kiriman mencurigakan lebih dari 600 juta dolar AS. Najib Razak yang membantah melakukan kesalahan, telah menyebabkan badai keraguan dan memicu demonstrasi selama dua hari untuk memaksanya keluar dari kekuasaan.

Kehadiran Mahathir dalam demonstrasi itu membuat pengunjuk rasa senang dan menambah momentum gerakan anti pemerintah. Keamanan menjadi sangat ketat ketika  mobil anti huru-hara serta meriam air diparkir di dekat alun-alun, di mana demonstran berencana untuk berkumpul. Pada akhirnya, mereka menutup barisan kembali di belakang barikade.

Organisasi pro demokrasi, BERSIH, yang selenggarakan demonstasi di Kuala Lumpur dan dua kota utama di sisi Malaysia, mengatakan kerumunan di ibukota membengkak menjadi 200.000 orang. Meski polisi menyangkal dengan menyebut jumlah demonstran hanya 25.000 orang, portal berita Malaysia kini menempatkan angka pada 200.000 pengunjuk rasa.

Tidak ada laporan kekerasan pada siang hari meski sejumlah pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan 'Out, Najib, Out'. "Kami orang Malaysia ingin membersihkan negara ini, kita menolak politik kotor," kata Tinagar Veranogan, seorang demonstran dalam kerumunan yang sebagian besar terdiri dari orang-orang muda dari etnis India dan minoritas Cina.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement