Ahad 30 Aug 2015 10:20 WIB

Tak Diurus, Masjid Berusia 4 Abad Ini Rusak Parah

Rep: c38/ Red: Bilal Ramadhan
Masjid Atia, masjid berusia empat abad di Bangladesh yang mengalami kerusakan parah
Foto: Daily Star
Masjid Atia, masjid berusia empat abad di Bangladesh yang mengalami kerusakan parah

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Sebuah masjid berusia 406 tahun di Bangladesh mengalami kerusakan serius akibat kelalaian pihak berwenang, meskipun arkeolog telah berulang-ulang memperingatkan risiko kehilangan situs bersejarah ini.

"Ini warisan sejarah kita," kata Mohammad Babuluzzaman, ketua Atia Union Parishad, berbicara mengenai nasib masjid Atia kepada Daily Star, dilansir dari onislam.net, Ahad (30/8).

Menurut dia, masyarakat setempat, bersama-sama dengan pemerintah daerah, telah mengambil langkah-langkah pada beberapa kesempatan untuk melindungi situs. Tapi, Departemen Arkeologi selalu mengecilkan hati mereka.

Masjid Atia yang telah berabad-abad berdiri ini berada di tepi Sungai Louhajang di Delduar, Tangail. Masjid tersebut dibangun tahun 1609 sebagai hadiah oleh kaisar Mughal, Jahangir. Terletak berdekatan dengan kuil Hazrat Shahan Shah, situs arkeologi ini memiliki signifikasi nasional.

Hazrat Shahan Shah datang dari Kashmir ke Atia sekitar tahun 1508 bersama dengan 49 pengikutnya untuk mendakwahkan Islam di wilayah tersebut. Mencerminkan keindahan seni Bengali, sembilan kaki masjid ini dihiasi dengan kepingan terakota.

Saat ini, sebagian besar kepingan berwarna-warni telah memudar dan tidak tampak lukisannya, sementara yang lain rusak. "Sebagian dari dekorasi yang unik ini terlepas dan air bocor dari bagian atas struktur masjid," tambah Imam masjid, Farid Ahmed.

Selama berabad-abad, Masjid Atia telah berulang kali mengalami restorasi. Pada 1837, masjid ini diperbaiki oleh Rowshan Khatoon Chowdhurani, seorang pedagang wanita dari Delhi, setelah rusak parah akibat gempa tahun 1800.

Masjid bersejarah ini berada di bawah tanggung jawab Departemen Arkeologi sejak tahun 1978. Kendati sebagian telah diperbaiki pada tahun 2000 dan 2009, pengurus masjid Monirul Haque mengatakan masjid perlu perbaikan mendesak.

Pejabat senior Departemen Arkeologi mengunjungi masjid sekitar enam bulan yang lalu untuk memeriksa struktur, setelah menerima laporan pengurus masjid. "Mereka meyakinkan kami bahwa pekerjaan perbaikan akan dimulai pada tahun ini," kata Haque. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada tanda-tanda aktivitas akan dilakukan perbaikan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement