Senin 31 Aug 2015 14:51 WIB

Wilayah Transmigrasi Terbakar, Marwan Siap Bertindak Cepat

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut ada ratusan titik wilayah yang sangat rawan kebakaran hutan di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Informasi kebakaran hutan terakhir terjadi di Desa Padauloyo, Kecamatan Ampana Tete, Kabupaten Tojo Una-Una, Provinsi Sulawesi Tengah.

Kebakaran tersebut berada di dekat permukiman masyarakat desa dan wilayah permukiman transmigrasi. Menanggapi hal itu, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar langsung bertindak dan menginstruksikan agar masyarakat transmigran yang terkena dampai kebakaran hutan segera dibantu.

"Masalah kebakaran hutan ini jelas-jelas akan merugikan masyarakat desa. Apalagi kebakaran di kecamatan Ampena Tete itu adalah wilayah transmigrasi. Kita akan bertindak cepat menanganinya. Jangan sampai hak-hak dasar masyarakat di sana tidak terpenuhi," ujar Marwan dalam siaran pers di Jakarta, Senin (31/8).

Bagi warga transmigran, lanjut Marwan, kebutuhan pokok sehari-hari seperti makan, sarana MCK, dan kebutuhan dasar lainnya akan dipenuhi. Sebab ini sudah menjadi bagian dari program transmigrasi yang direncanakan, bahwa kebutuhan dasar mereka dijamin hingga dinyatakan sebagai daerah mandiri.

"Kalau dampaknya kepada masyarakat desa, masyarakat transmigrasi, maka kita pasti ikut bertindak. Setidaknya jangan sampai pemenuhan hak-hak dasar masyarakat di sana tidak terpenuhi. Makanya mari bersama-sama bantu saudara-saudara kita di desa yang kena musibah kebakaran hutan," ujarnya.
 
Adapun program yang bersifat penanganan kebakaran hutan dan program lainnya, lanjut Marwan, pihaknya secara koordinatif akan berkomunikasi dengan pemerintah kabupaten/kota, maupun kementerian/lembaga terkait lainnya. "Kita koordinasikan dengan Pemda setempat dan kemneterian terkait untuk penanggulangan kebakaran itu," terangnya.

Marwan menegaskan, pihaknya sejauh ini tengah menjalankan program antisipatif terhadap musim kemarau. Misalnya, membangun embung atau alat penampungan air di setiap desa, kemudian melakukan pengadaan sumur bor desa, serta membuat sumur besar bersama.

Adapun bagi desa yang berada di kawasan hutan, pihaknya telah membangun kerjasama dengan beberapa perusahaan BUMN seperti Perum Perhutani agar masyarakat desa bisa dilibatkan dalam pengelolaan hutan.

"Hutan ini kan anugerah Allah SWT yang sangat besar bagi negara kita, maka harus dimanfaatkan dan jangan sampai malah menjadi sumber bencana. Semua pihak harus ikut peduli pada masalah ini. Termasuk aparat penegak hukum, kalau ada yang terlibat secara sengaja dalam pembakaran hutan, maka harus ditangkap," tuntas Marwan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement