Kamis 03 Sep 2015 16:39 WIB
PAN Gabung Pemerintah

Lucky Hakim: PAN Bukan Kutu Loncat

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Agung Sasongko
Anggota Komisi X DPR, Lucky Hakim
Anggota Komisi X DPR, Lucky Hakim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasekjen DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Lucky Hakim menolak jika partainya disebut kutu loncat. Hal ini menanggapi banyaknya opini dikalangan politisi yang mempertanyakan keputusan DPP PAN bergabung dengan pemerintah.

Kedatangan Zulkifli Hasan sebagai Ketua Umum DPP PAN bersama Sekjen DPP PAN Eddy Soeparno dan Ketua MPP PAN Soetrisno Bachir diterima langsung oleh Presiden Jokowi Dodo di istana semalam. Mereka kemudian menyatakan sikap DPP PAN bergabung dengan pemerintah.

Keputusan bergabung dengan pemerintah bukan berarti PAN tidak kritis lagi. Justru dengan berada di dalam, pihaknya akan semakin dekat dengan pemerintah. "Ini untuk memberikan saran serta masukan dengan ikut serta berperan aktif dalam membangun bangsa dan negara di tengah maraknya persoalan negara yang harus segera diselesaikan.” jelas Lucky Hakim, di Jakarta, Kamis (3/9).

Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PAN ini mengatakan pihaknya justru melangkah dengan fleksibel dalam berpolitik. Selagi langkah tersebut merupakan usaha dan upaya dalam memberikan dedikasi kepada rakyat Indonesia, pihaknya akan terus maju.

Pihaknya mengedepankan politik kebangsaan, tidak berkutat pada kepentingan sesaat atau pun golongan. PAN juga berpolitik jalan tengah, tidak terkotak-kotak untuk menyelamatkan bangsa.

PAN siap berada di barisan depan. Jadi, Lucky menegaskan, tidak tepat dan tidak sesuai jika PAN dinilai sebagai kutu loncat. Pihaknya mengimbau dan mengajak Koalisi Merah Putih (KMP) seperti Gerindra, Golkar dan PKS untuk ikut bersama-sama menciptakan win-win solution demi menyelamatkan bangsa ini. "Sebab konteks KMP-KIH sudah tidak relevan saat ini dalam membangun bangsa dan negara.” tambah Lucky.

Koalisi di tingkat daerah justru tidak memperlihatkan adanya persaingan antara KMP dan KIH untuk mendukung calon kepala daerah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement