Kamis 03 Sep 2015 18:22 WIB
Kisruh PSSI

Imam Nahrawi Ingin Rujuk dengan PSSI?

Rep: Bambang Noroyono/ Red: M Akbar
La Nyalla berjabat tangan dengan Imam Nahrawi
Foto: istimewa
La Nyalla berjabat tangan dengan Imam Nahrawi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi berjanji untuk melakukan normalisasi hubungan dengan PSSI. Imam menyampaikan hal tersebut untuk menanggapi pertanyaan sejumlah anggota Komisi X DPR RI soal kondisi sepak bola Tanah Air.

Imam menerangkan, ada dua opsi yang sudah dia rumuskan untuk mengembalikan hubungan dengan PSSI, sekaligus menormalisasi kondisi sepak bola di Indonesia. Pertama, kata dia, melibatkan Komite Olimpiade Asia (OCA).

"OCA bersedia menjelaskan kondisi sepak bola Indonesia kepada FIFA," ujar Imam dalam rapat kerja di Komisi X DPR, Jakarta, Kamis (3/9).

Selanjutnya Imam mengatakan, adanya kesedian OCA tersebut akan segera ditindaklanjuti dengan gelaran Kongres Luar Biasa (KLB) untuk menyusun struktur baru badan induk olah raga sepak bola Indonesia itu.

Langkah, kedua diungkapkan Imam, terkait insiden salam komando antara dirinya dan Ketua Umum PSSI (non aktif), La Nyala Mattaliti saat pembukaan Piala Presiden di Bali beberapa waktu lalu. Imam mengakui, perjumpaannya dengan La Nyala ketika itu adalah tak sengaja.

Adegan salam komando, diakui Imam, terjadi secara spontan. Hanya Imam mengakui, salam komando tersebut sebagai upaya yang tampak untuk memulai awalan baru antara Kemenpora dan PSSI. "Saat salaman saya mengatakan kepada mas saya yang di sana (La Nyala) agar salamannya lahir batin. Jangan salamannya hanya lahirnya saja," ujar Imam.

Menurut Imam, salam komando tersebut adalah bukti adanya upaya antara dirinya dan La Nyala untuk mengakhiri konflik dan melanjutkan upaya rekonsiliasi. Sebab kata dia, bagaimana pun juga, sepak bola Indonesia membutuhkan adanya badan induk agar tak vakum terlalu lama.

"Semoga itu (perjumpaan dengan La Nyala) menjadi awal yang baik," sambung Imam. Dia pun meyakinkan, bahwa sepak bola Tanah Air tak akan dibiarkan mati hanya lantaran konflik antar lembaga.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement