REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Mualaf Center Indonesia mengadakan silaturahim dan pembinaan mualaf, Ahad (30/8), pekan lalu. Ketua Mualaf Center Indonesia Steven Indra Wibowo menyampaikan, ada lima non-Muslim yang mengikrarkan syahadat dalam kesempatan tersebut.
"Pembinaan bulanan seperti biasa. Kita kumpul, ngobrol, sharing, terus ada siraman ruhani juga dari Ustaz Ali Hasan Bawazier," kata Steven Indra kepada ROL. Silaturahim bertempat di rumah salah satu mualaf di Perumahan Paradise Park, Sepatan, Tangerang.
Kurang lebih 40-an mualaf hadir dalam silaturahim tersebut. Kebanyakan mualaf berasal dari seputaran Tangerang, BSD, Cileduk, meski ada pula yang berasal dari Serang.
Menurut Steven, silaturahim tersebut rutin diadakan setiap bulan di berbagai wilayah berbeda. Sesekali di Jakarta, Bekasi, Bandung, Cirebon, Tangerang, Semarang, dan Yogyakarta. Pekan depan, silaturahim mualaf akan diadakan di Yogyakarta. Selain bersilaturahim, Steven juga memperbarui jumlah mualaf yang ditangani Mualaf Center.
Secara terpisah, Ustaz Ali Hasan Bawazier menambahkan, materi yang disampaikan dalam silaturahim tersebut menitikberatkan soal penguatan akidah. "Soal syahadat Islam, pengertian syahadat, mengapa memilih Islam, dan apa kelebihan Islam," jelas Ustaz Ali Hasan.
Bagi yang sudah lama berislam, tambah Ustaz Ali Hasan, penguatan akidah penting guna menambah rasa syukur kepada Allah lantaran dia sudah dikaruniai nikmat iman Islam yang besar. Demikian pula bagi para mualaf, mereka patut bersyukur sudah dipilih oleh Allah untuk menerima hidayah.
Ustaz Ali Hasan juga menyinggung kedudukan Isa Almasih dalam Islam dan jaminan keselamatan bagi umat Islam. Menurut dia, non-Muslim kadang beranggapan dalam Islam tidak ada jaminan keselamatan. Ustaz Ali Hasan membantah hal itu. Seseorang yang bertauhid pasti masuk surga. Dia tidak akan kekal di dalam neraka.
Dalam kesempatan tersebut para mualaf berbagi permasalahan sosial yang dihadapi. Permasalahan mualaf rata-rata berkisar pada urusan keluarga. Ada yang tidak diterima, diusir, dan diancam oleh kerabatnya. Steven menegaskan, para mualaf ti dak perlu gentar. Pihaknya akan membantu mengadvokasi anggota yang mengalami kasus-kasus se perti itu.
"Kemarin, kebetulan ada lima yang bersyahadat di situ," kata Steven menambahkan. Ia menguraikan, dua di antaranya berasal dari Bandung dan Medan. Ada yang sudah terangan- terangan, tetapi ada yang masih merahasiakan keislamannya dari orang tua. Salah satu mualaf, ucap Steven, memeluk Islam lantaran menikah dengan polisi Muslim.