REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fraksi Partai Demokrat di DPR RI menyayangkan hadirnya pimpinan DPR ke acara calon Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Sebab sudah semestinya Indonesia tidak masuk ke dalam sebuah rangkaian acara kampanye atau pemilihan seseorang maupun sekelompok di negara lain.
Politikus Partai Demokrat Dede Yusuf mengatakan momen ini bisa dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk kepentingan politis.
Meski para pimpinan DPR sempat berkilah bahwa pertemuan tersebut tidak sengaja dan merupakan sopan santun budaya timur atas undangan Trump, namun hendaknya ada pemahaman bahwa mereka hadir sebagai pimpinan lembaga negara.
"Jadi harus lebih peka dan sadar," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Senin (7/9).
Dalam menjaga hubungan bilateral, Indonesia sudah mampu menjaga komunikasi dengan negara-negara lain baik itu Cina, Jepang, hingga AS. Anggapan bahwa pertemuan tersebut bisa mengundang investor masuk ke Tanah Air bukanlah alasan pembenar.
"Caranya jangan dilakukan saat orang sedang melakukan momen kampanye ataupun saat terjadi perebutan peta politik," kata pria yang saat ini menjadi Ketua Komisi IX DPR RI.
Di luar pertemuan tersebut, apa yang dilakukan para wakil rakyat di sana merupakan agenda Inter Parliamentary Union (IPU) Speakers Conference. Kegiatan tersebut adalah konferensi ketua parlemen dunia keempat yang berlangsung dari 31 Agustus hingga 2 September 2015.
"Kalau acara itu memang dilaksanakan di sana dan mereka perlu datang," katanya