Selasa 08 Sep 2015 13:46 WIB

Adab Bertetangga dengan Non-Muslim

Rep: c 38/ Red: Indah Wulandari
Seorang pria Muslim membantu tetangganya
Foto: muslimvillage
Seorang pria Muslim membantu tetangganya

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tetangga memiliki kedudukan spesial dalam Islam. Rasulullah mencontohkan umatnya untuk bersikap baik kepada tetangga. Tidak hanya dengan tetangga sesama Muslim, tapi juga non Muslim. Dilansir dari Muslim Village, Selasa (8/9), berikut ini beberapa adab bertetangga dengan non Muslim.

1. Bersikap baik dengan tetangga tidak hanya terbatas pada mereka yang satu gedung dengan Anda. Teman sekamar Anda di asrama adalah tetangga Anda; orang yang duduk di belakang Anda atau di samping Anda di bus atau di halte bus adalah tetangga Anda; bahkan orang yang menikmati udara segar di sebelah Anda di taman umum juga tetangga. Anda harus memperlakukan semua orang dengan baik hati.

2. Perkenalkan diri dan keluarga Anda kepada tetangga ketika Anda pindah ke tempat baru atau ketika tetangga baru pindah. Ini akan membantu meringankan ketakutan atau ketegangan yang mungkin mereka miliki tentang Muslim. Juga, jangan lupa untuk mengucapkan selamat tinggal ketika Anda atau mereka pindah.

3. Teruslah bersikap baik kepada mereka, terutama pada saat mereka membutuhkan dan ditimpa kesusahan. Jika tetangga Anda orang tua atau sakit kronis, Anda bisa menawarkan untuk membantunya ke toko membeli perlengkapan sehari-hari atau semacamnya.

4. Kendati bersosialisasi dengan non-Muslim, jangan terlalu bersikap lunak dengan mengorbankan keyakinan atau prinsip-prinsip. Misalnya, jangan pergi keluar minum minuman beralkohol dengan mereka. Mereka akan lebih menghormati apabila Anda berpegang teguh pada prinsip-prinsip Islam dibanding tampak nyata melanggar aturan.

5. Selain berbagi ide, mengundang mereka untuk makan malam pada akhir pekan atau menerima undangan mereka juga bisa menjadi alternatif. Asalkan, Anda harus tetap ingat batasan halal-haram saat makan bersama.

6. Perlu sesekali saling mengunjungi satu sama lain supaya keluarga dapat berinteraksi dengan cara yang konstruktif. Jika diskusi masuk pada soal agama, fokus pada kesamaan. Misalnya, jika Anda tetangga Kristen, Anda tidak perlu masuk ke dalam argumen tentang apakah Yesus penjelmaan Allah atau bukan. Sebaliknya, beritahu mereka sampai sejauh mana Islam menghormati semua Nabi dan Rasul. Muslim juga meyakini Isa sebagai Nabi Allah.

7. Saat bersosialisasi dengan tetangga, hadir dienul Islam dengan cara terbaik. Jika Anda dihadapkan pada pertanyaan yang sulit atau distorsif tentang Islam, jangan malu untuk berhenti dan memberitahu mereka bahwa Anda akan mencoba mencari tahu tentang masalah itu.  

8. Jika tetangga Anda menunjukkan minat dalam Islam, undang mereka untuk menghadiri acara-acara keislaman dan temani ke masjid untuk melihat suasana di sana. Mungkin hati mereka menjadi melunak. Atau jika mereka tetap non-Muslim, setidaknya Anda telah berhasil memecahkan tembok penghalang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement