Rabu 09 Sep 2015 09:33 WIB

Proyek Light Rail Transit Diresmikan

Gambar kereta api ringan (LRT).
Gambar kereta api ringan (LRT).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adhi Karya Tbk (Persero), BUMN konstruksi di Indonesia meresmikan proyek percepatan pembangunan Light Rail Transit (LRT), Rabu (9/9). Peresmian ditandai dengan acara pemasangan tiang pancang (ground breaking) yang dilakukan Presiden Joko Widodo.

"LRT merupakan salah satu moda transportasi massal berbasis real yang ramah lingkungan dan pembangunannya dilakukan secara elevated di atas tanah ruang milik jalan tol dan non tol," kata Direktur Utama Adhi Karya Kiswodarmawan di sela "Ground Breaking LRT Indonesia, di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (9/9).

Menurut Kiswodarmawan, dengan sistem elevated maka memungkinkan pembebasan lahan seminimal mungkin sekaligus mengoptimalkan lahan yang telah dimiliki oleh pemerintah. Ia menjelaskan, sesuai data teknis LRT terdiri atas dua tahap dengan total panjang 83,6 km yang masing-masing terdiri atas tiga lintas pelayanan, yakni tahap I lintas Cibubur-Cawang, Bekasi Timur-Cawang, Cawang Duku Atas dengan 18 stasiun dan panjang 42,1 km.

Tahap II lintas Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan dan Palmerah-Grogol dengan panjang 41,5 km.

Daya angkut harian dengan konfigurasi enamg train set adalah 24.000 penumpang per hari dengan kecepatan operasi 60-80 km/jam. "Struktur prasarana terdiri atas pondasi tiang pancang berdiameter 100 cm dan 80 cm bertujuan agar pembangunannya cepat dan tidak terlalu mengganggu trafik yang ada," ujar Kiswodarmawan.

Untuk pelaksanaan pembangunan, tahap I akan dimulai pada kuartal Akhir 2015 dan direncanakan selesai tahun 2016. Sedangkan tahap II dimulai kuartal akhir 2016 dan selesai pada akhir 2019.

Ia menambahkan, untuk merealisasikan pembangunan LRT tersebut, Adhi Karya telah memperoleh persetujuan Penyertaan Modal Negara (PMN) pada APBN-P 2015 sebesar Rp 1,4 triliun dan oleh publik senilai Rp 1,35 triliun untuk mendukung permodalan perusahaan.

Pembangunan LRT Indonesia merupakan sinergi BUMN dan BUMD antara lain Jasa Marga, PPD, RNI, Bulog, JakPro, BNI, Bank Mandiri, BRI dan BTN. "Sinergi BUMN dan BUMD ini mulai dari pengembangan lahan, pembiayaan, konstruksi dan operasional, sehingga menciptakan nilai tambah baik bagi masyarakat maupun korporasi," ujar Kiswodarmawan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement