REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengonfirmasi akan menerima tambahan 12 ribu migran dari negara konflik di Timur Tengah. Tak hanya itu, Australia juga akan memperluas kampanye serangan udara ke pemberontak ISIS di Suriah dan Irak.
Abbott mengatakan, Koalisi harus bertindak beridasarkan respons kemanusiaan, dan meningkatkan operasi militer di Suriah.
"Kita harus bersikap dengan kepala kita dan juga hati kita," ujarnya. "Sebagai negara demokratis kita harus berdiri melawan mereka yang hendak menghancurkan kehidupan dan membangun negara teroris."
Sebagai buntut dari kebijakan tersebut, pemerintah akan menyediakan 44 juta dolar untuk pemberian makanan serta kebutuhan pengungsi yang lain di penampungan.
Terkait dengan serangan ke Irak dan Suriah, Abbott mengatakan, operasi ini dilakukan dengan dalih pertahanan kolektif. Menurutnya, operasi itu sesuai dengan kepetingan nasional Australia.
Menghancurkan ISIS tidak hanya mengakhiri bencana kemanusiaan di Timur Tengah, tapI juga ancaman bagi Australia dan seluruh dunia.
"Saya tekankan pesawat kami akan menargetkan Daesh, bukan rezim Assad," ujar Abbott. "Ini sesuai dengan kepentingan Australia."
Berdasarkan kebijakan sebelumnya Australia akan menerima 13.750 migran pada tahun ini dan meningkat menjadi 18.750 pada 2018.