REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Ucapan politisi Australia yang menyarankan untuk memprioritaskan migran Kristen mendapatkan penolakan dari berbagai pihak. Keputusan tersebut dinilai diskriminatif dan tidak berasaskan kemanusiaan.
"Ketika datang bencana seperti ini, kita harus mengutamakan manusia ketimbang memprioritaskan agama tertentu," ujar Dr Ibrahim Abu Mohamed, Mufti Australia kepada the Guardian seperi dikutip On Islam, Kamis (10/9).
Ia mendesak pemerintah untuk menerima lebih banyak pengungsi dan menjadi negara yang berada di garis depan untuk memberikan suaka pada pengungi. Menurutnya lebih dari 20 ribu dapat diterima di Australia mengingat ini merupakan negara yang begitu besar.
Gagasan Mufti pun mendapatkan dukungan dari Duta Besar Australia untuk Pengungsi Mariam Veiszadeh. Ia mengatakan ucapan politisi Australia itu merupakan pesan berbahaya.
Menurutnya, kemanusiaan tidak mengenal pembatas, baik ras atau pun agama, sehingga tidak ada alasan untuk selektif dalam menerima pengungsi.
Di sisi lain, wacana untuk memprioritaskan pengungsi Kristen didukung oleh masyarakat Assyria Aid, sebuah kelompok pendukung Suriah Kristen yang berbasis di Sydney. "Apa pun yang akan membantu menjaga mereka hidup adalah hal yang baik," kata juru bicara kelompo itu Nora Michael.