REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Lembaga Kemanusiaan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) kembali mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Erupsi Gunung Sinabung, Karo, Sumatera Utara dan pembangunan mesjid di Tolikara, Papua. Bantuan untuk pengungsi Sinabung dilaksanakan di Desa Perbaji, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo, Sumut, Sabtu (5/9), dengan menerjunkan relawan yang terdiri dari medis dan non medis asal Sumatera Utara yang dipimpin oleh dr. Tengku Benyamin.
Ketua Umum BSMI Muhamad Djazuli Ambari, SKM, M.Si, BSMI memberikan bantuan berupa pelayanan kesehatan, pengobatan umum, pemeriksaan gula darah, asam urat, kolesterol dan trauma healing bagi anak dan lansia di tempat pengungsian Desa Perbaji.
“Sebanyak 100 pasien korban Sinabung mendapatkan pelayanan kesehatan dari relawan medis BSMI. Bantuan kemanusiaan di pengungsian Gunung Sinambung merupakan bantuan yang kesekian kalinya oleh BSMI sejak Gunung Sinabung meletus pertama kali pada September 2013,” kata M. Djazuli saat memberikan pengarahan kepada para pengurus dan relawan se-Jawa Tengah di Kota Semarang, Ahad (6/9).
Sementara itu, BSMI masih menyalurkan bahan material untuk pembangunan Masjid di Tolikara, Papua yang hangus terbakar saat pelaksanaan Idul Fitri. Bukan hanya pembangunan Masjid di Tolikara, para relawan BSMI Jayawijaya yang dipimpin oleh dr. Hamdani, juga mendistribusikan material untuk pembangunan sejumlah masjid di sekitar Papua seperti di wilayah Tulima dan Hitigama.
Selain bantuan pembangunan mesjid, melalui relawan di Jayawijaya, Papua, BSMI turut membina salah satu desa yakni Desa Hitigama yang jaraknya sekitar setengah jam perjalanan dari Kota Wamena. Upaya yang dilakukan adalah dengan membuka Rumah Pintar untuk kegiatan belajar mengajar anak-anak Hitigama setiap Sabtu.
Kegiatannya bukan hanya mendapatkan pelajaran seperti membaca dan menulis, tapi anak-anak penerus masa depan Papua tersebut juga mendapatkan paket makanan tambahan untuk meningkatkan asupan gizi anak-anak Papaua.
Bulan Sabit Merah Indonesia merupakan lembaga kemanusiaan yang bergerak dibidang kesehatan dan sosial membantu permasalahan kemanusiaan di dalam negeri dan mancanegara. Setiap program dan kegiatannya, para relawan yang tersebar di 10 provinsi dan 130 kota/kabupaten di Indonesia, tidak memandang perbedaan suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).