Jumat 11 Sep 2015 08:00 WIB

Pasukan Rusia Ikut Operasi Darat Militer Suriah

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
Ledakan setelah serangan udara AS di kota perbatasan Suriah, Kobane.
Foto: reuters
Ledakan setelah serangan udara AS di kota perbatasan Suriah, Kobane.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pasukan Rusia mulai ikut berpartisipasi dalam operasi militer, mendukung pasukan pemerintah di Suriah. Meski jumlah pasukan Rusia kecil, namun keikutsertannya dikhawatirkan akan memperdalam perang sipil di Suriah.

Sumber dari Lebanon yang dekat dengan situasi politik dan militer di Suriah pada Rabu (9/9) berbicara hal ini kepada Reuters. Namun mereka menolak diidentifikasikan. Menurut mereka Amerika Serikat khawatir peran militer Rusia dapat memperdalam perang sipil Suriah. Meski mereka mengatakan, hanya sejumlah kecil pasukan yang diturunkan.

Dua dari sumber Lebanon mengatakan, Rusia telah membangun dua pangkalan di Suriah. Satu pangkalan di dekat pantai dan satu di daratan yang akan menjadi markas operasi.

Sumber Lebanon lain mengatakan, sejauh ini peran tempur Rusia masih kecil. Menurutnya ada sejumlah lain dari Rusia yang mengambil bagian di Suriah tapi belum bergabung dengan perang melawn terorisme.

"Rusia tak lagi hanya menjadi penasihat. Rusia telah memutuskan bergabung dalam perang melawan terorisme," ungkap salah satu sumber.

Rusia menegaskan menempatkan 'ahli' dalam operasi darat di Suriah yang merupakan sekutu lamanya di Timur Tengah. Namun mereka menolak mengomentari skala dan lingkup kehadiran militernya.

Damaskus membantah Rusia terlibat dalam pertempuran, tapi seorang pejabat Suriah mengatakan kehadiran para ahli militer meningkat dalam setahun terakhir. "Ahli Rusia selalu hadir tapi di tahun lalu, mereka hadir untuk tingkat yang lebih besar," ujar pejabat Suriah.

Para pejabat AS mengatakan, Rusia mengirim kapal pendarat tank dan dua pesawat kargo tambahan untuk Suriah. Tak hanya itu, mereka juga menyebarkan sejumlah kecil pasukan infanteri angkatan laut.

Para pejabat AS juga berbicara dengan syarat anonim. Mereka mengatakan, maksud dari gerakan militer Rusia di Suriah tidak jelas. Nampaknya fokus penempatan tentara Rusia di sebuah lapangan udara dekat pelabuhan Latakia, kubu Presiden Bashar al-Assad.

Namun, para pejabat AS tak mengesampingkan kemungkinan Rusia menggunakan lapangan terbang untuk misi pertempuran udara. Menteri Luar Negeri AS John Kerry telah berbicara dengan rekan Rusianya terkait  hal ini.

Kerry untuk kedua kalinya dalam empat hari terakhir ini telah mengungkapkan keprihatinan atas laporan kegiatan militer Rusia di Suriah. Ia memperingatkan, hal itu bisa memicu lebih banyak pertempuran.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement