Jumat 11 Sep 2015 21:14 WIB

'Bank tidak akan Membiarkan Dana Menganggur'

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Djibril Muhammad
Bank Indonesia
Foto: Prayogi/Republika
Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis Senior Program Elektronifikasi dan Keuangan Inklusif Bank Indonesia, Ricky Satria mengatakan, bisnis bank tak jauh soal permintaan pembiayaan. Bank tidak akan membiarkan ada dana menganggur.

Biarpun pengeluaran kecil, kelompok mikro tetap melakukan belanja seperti pulsa, bayar listrik, dan cicilan motor. Bank bisa membuat penilaian kelaikan kredit menggunakan penilaian perilaku keuangan (psikometri). Dengan begitu, kredit tanpa kolateral jadi bisa diberikan.

"Kalau orientasi kolateral, usaha mikro yang 55 juta tidak terjangkau. Tendensi gagal bayar selalu ada. Tapi bank punya manajemen risiko, tinggal mainkan suku bunga," ungkap Ricky.

Bank juga jangan takut kerja sama dengan lembaga seperti Pedagaian dan PT Pos. Bank, kata Ricky, akan kesulitan ngurus kelompok mikro tanpa bantuan lembaga lain. Dengan Pegadaian, mereka yang gadai barang jangan diberi uang tunai, tapi tabungan atau uang elektronik.

Hal serupa disampaikan Analis Bank Senior Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Titi Safitri Nasution. Titi menyatakan, karena baru luncur awal tahun ini, belum ada produk Laku Pandai berupa kredit.

Tapi sebagai antisipasi, OJK sudah meregulasi dengan adanya syarat antara lain nasabah penerima kredit minimal sudah enam bulan menabung. Kolateral bukan yang utama. Kredit pun harus diarahkan pada kegiatan produktif sehingga menambah penghasilan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement