Selasa 15 Sep 2015 05:25 WIB

Debit Air Sungai Ciwidey Hanya Tersisa 30 persen

Rep: c 12/ Red: Indah Wulandari
Seorang warga mencuci daging dialiran sungai Ciliwung yang mengering akibat kemarau di Jakarta, Senin (3/8).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Seorang warga mencuci daging dialiran sungai Ciliwung yang mengering akibat kemarau di Jakarta, Senin (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID,SOREANG -- Debit air yang ada di wilayah irigasi di Kabupaten Bandung, khususnya sungai Ciwidey, saat ini tersisa 30 persen.

 Luas areal irigasi di kabupaten itu sendiri yakni seluas 36 ribu hektare. Saat ini, sisa debit air di Kabupaten Bandung memang bervariasi. Ada yang tersisa 60 persen, dan juga 40 persen.

Kepala Dinas Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi Kabupaten Bandung Kawaludin menuturkan, meski ada penyusutan hingga menyisakan 30 persen, tapi bukan berarti sisa debit air tersebut tidak bisa dimanfaatkan.

 

"Supaya mengoptimalisasikan sisa debit air yang sudah sangat menyusut ini, kita melakukan mekanisme gilir giring dan gilir bendung," tutur dia, Senin (14/9).

 

Jika dua cara itu tidak digunakan, maka pengaliran air akan tersebar ke mana-mana sehingga berpotensi membuat warga saling berebut untuk memperoleh pasokan air.

 

"Kalau enggak dilakukan, maka pengambilan air akan tersebar dan akhirnya tidak sampai ke hilir," ujar dia.

 

Namun, jika dua cara itu diterapkan, maka tentunya pengaliran air bakal sampai ke wilayah hilir, yakni lahan pertanian. "Kalau ini digunakan, akan sampai ke petak-petak sawah pertanian, kalau enggak nanti bisa rebutan," kata dia.

 

Mekanisme penerapan gilir giring itu, yakni dengan cara menjadwalkan pembagian air ke sejumlah luas lahan pertanian. "Misalnya di satu petak itu dikasih waktu 5 jam sehingga bisa sampai ke petak sawah yang dibutuhkan secara bergiliran," jelas dia.

 

Pihaknya mengaku telah berkoodinasi dengan beberapa kelompok tani di Kabupaten Bandung untuk memaksimalkan pasokan air secara bersama-sama.

 

"Di kita ada binaan, ada kelompok tani. Mereka nanti berkoodinasi dengan petugas UPTD di lapangan, ada empat unit yg dikoordinir oleh UPTD yang di lapangan," tambah dia.

 

Mekanisme gilir tersebut, kata dia, akan terus berjalan selama 24 jam, hingga satu bulan ke depan. "Itu harus 24 jam, satu minggu satu bulan terus berjalan," ucap dia.

 

Jika memang penyusutan debit air terus terjadi, pihaknya di bawah koordinasi BPBD Kabupaten Bandung mengaku sudah menyiapakan strategi, yakni melalui pengadaan pompanisasi. Lanjut dia, saat ini sudah disiapkan 18 pompa yang bisa diberikan ke para petani.

 

Ia menambahkan, debit air andalan yakni berasal dari Sungai Ciwidey. Dari sungai tersebut, kemudian dialirkan ke tiga aliran irigasi, yaitu irigasi Cibeureum, Leuwi Kuya, dan Leuwi Kuray.

 

Dari total 36 ribu hektare daerah irigasi itu, 10 ribu hektare menjadi kewenangan pemerintah provinsi dan 26 ribu hektare lebih yakni kewenangan pemerintah kabupaten.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement