REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS), Selasa (15/9) mengatakan Presiden Suriah Bashar al-Assad tidak memiliki peran dalam operasi koalisi melawan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Rusia juga diminta mundur untuk memungkinkan penyelesaian politik.
Pernyataan itu dikeluarkan Menteri Luar Negeri AS John Kerry yang menanggapi pernyataan menteri luar negeri Rusia Sergei Lavrov bahwa Rusia berjanji mempertahankan dukungan militer bagi Assad.
"Dukungan Rusia untuk Presiden Assad berisiko memperburuk dan memperpanjang konflik. Kemudian merusak tujuan kita bersama memerangi ekstremisme’’ kata Kementerian Luar Negeri AS seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Rabu (16/9).
Kerry menegaskan kembali komitmen AS memerangi ISIS dengan koalisi lebih dari 60 negara dan menekankan pihaknya menyambut peran Rusia yang konstruktif dalam upaya melawan ISIS.
"Menteri (Kerry) menekankan tidak ada solusi militer untuk konflik di Suriah, kecuali transisi politik Assad," ujar kantor tersebut.
AS berharap Rusia membantu meyakinkan Assad untuk mundur dan mengizinkan rezim transisi bernegosiasi mengakhiri perang sipil Suriah. AS dan sekutunya membombardir posisi ISIS di dalam wilayah Suriah, dan mendukung pasukan pemberontak moderat di sana.
Tapi Rusia melihat tentara Assad sebagai benteng melawan ekstremis, termasuk ISIS. Kemudian Rusia terus mengirim peralatan militer ke pemerintah Assad untuk mempertahankan posisinya.