REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Peningkatan jumlah penderita infeksi saluran pernafasan akut di Sumatra Barat (Sumbar) akibat terpapar kabut asap kebakaran dan hutan mencapai 3.220 kasus.
"Data tersebut berasal dari seluruh fasilitas kesehatan yang ada di seluruh kabupaten/kota se-Sumatra Barat," kata Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Kabid P2PL) Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Barat, dr Irene di Padang, Sumatra Barat (Sumbar), Jumat (18/9).
Ia menjelaskan, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumbar, pada minggu ke-29, peningkatan kasus ISPA mencapai 3.192. Pada minggu ke-30 meningkat menjadi 3.228 kasus. Pada minggu ke-31 meningkat menjadi 3.979 kasus.
Pada minggu ke-32 turun menjadi 3.633 kasus. Pada minggu ke-33 meningkat menjadi 4.495 kasus. Pada minggu ke-34 turun menjadi 4.265 kasus. Pada minggu ke-35 meningkat menjadi 6.009 kasus.
"Minggu ke-36 laporan (ISPA) terbanyak berada di Kabupaten Solok yaitu sebanyak 395 kasus," ujar Irene.
Dikatakannya, Dinkes Sumbar telah meminta pemerintah daerah (pemda) selalu menyiapkan sarana pelayanan kesehatan untuk kemungkinan terjadinya peningkatan penyakit-penyakit akibat dampak buruk kabut asap, seperti gangguan pernafasan, iritasi kulit, iritasi mata, dan sebagainya.