Sabtu 19 Sep 2015 00:43 WIB

Target Pemadaman Api di Gunung Burangrang Belum Bisa Ditentukan

Rep: c12/ Red: Hazliansyah
Foto udara kebakaran hutan di Kabupaten Lahat diambil dari Helikopter MI8 milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lahat, Sumatera Selatan, Jumat (18/9).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Foto udara kebakaran hutan di Kabupaten Lahat diambil dari Helikopter MI8 milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lahat, Sumatera Selatan, Jumat (18/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Pemadaman api kebakaran hutan di Gunung Burangrang belum bisa diprediksi kapan akan selesai.

Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Budiman menuturkan, pihaknya masih akan terus melakukan pemadaman api di lokasi kebakaran di Gunung Burangrang.

"Untuk kapan selesainya kita masih belum tahu, belum bisa diprediksi juga," kata dia saat dihubungi, Jumat (17/9).

Kendati begitu, pihaknya mengaku telah berkoordinasi dengan tim BPBD setempat untuk segera menuntaskan pemadaman. Untuk wilayah Purwakarta, karena tidak ada BPBD, maka BPBD Kabupaten Bandung Barat yang bertugas terjun ke titik kebakaran itu.

"Yang pertama bertindak ini tentu BPBD kabupaten/kota," kata dia.

Informasi yang ia peroleh, sejauh ini area yang terbakar di hutan di Gunung Burangrang seluas 10 hektare. Area yang terbakar ini tidak jauh berbeda dengan peristiwa kebakaran pertama yang juga terjadi di hutan Gunung Burangrang pada akhir bulan lalu.

"Kebakaran ini berarti yang kedua kalinya, setelah akhir bulan lalu itu," ujar dia.

Menurut dia ada beberapa faktor terjadi kebakaran di sana. Pertama, karena faktor alam. Misalnya, musim kemarau yang terjadi pada empat bulan belakangan, tentu membuat daun-daun kering sehingga jika terus bergesekan yang disertai angin kencang, akan membuat terbakar.

Kondisi ini juga bisa menyebabkan kebakaran karena terik matahari yang menyengat. Terik matahari bisa menjadi kian panas jika cahayanya menembus ke embun-embun yang kerap ada di daun.

Kedua, karena faktor manusia. Faktor ini bisa disebabkan karena adanya kesalahan manusia seperti membuang puntung rokok sembarangan saat mendaki gunung.

Di kondisi musim kemarau seperti ini, api yang sedikit bisa berbahaya. Selain itu bisa jadi juga karena bara api yang belum terpadamkan secara total.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement