Senin 21 Sep 2015 10:29 WIB

Istri Nusyuz, Bolehkah Suami Main Pukul? (1)

Rep: Hannan Putra/ Red: Indah Wulandari
Kekerasan dalam rumah tangga
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kekerasan dalam rumah tangga

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam Alquran ditemui ayat yang menyebutkan peran suami dalam mendidik istri bisa dengan cara memukul. 

Firman Allah SWT, "Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuz-nya, maka nasehatilah mereka, kemudian pisahkan mereka di tempat tidur mereka, kemudian pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya." (QS an-Nisaa' [4]: 34).

Ayat ini menjadi dalil sebagian orang yang melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Mereka merasa dirinya sudah benar jika memukul istri. Di sisi lain, kaum orientalis menyerang Islam dengan ayat ini. Mereka mengklaim syariat Islam mengandung radikalisme.

Nusyuz dalam istilah bahasa Arab berarti durhaka. Istri yang nusyuz berarti telah melakukan kedurhakaan pada suami. Ulama Suriah Prof Dr Wahbah Zuhairy mendefinisikan nusyuz sebagai bentuk kedurhakaan atau ketidakpatuhan yang didasarkan rasa benci kepada pasangannya.

Definisi ini bisa dikembangkan lebih luas. Tidak hanya durhaka pada perintah suami. Termasuk juga dalam kategori nusyuz mereka yang mendurhakai ikatan perkawinan dengan perselingkuhan atau mengkhianati perjanjian perkawinan.

Pengecualian dari nusyuz, jika suami memerintahkan sesuatu yang mendurhakai Allah SWT dan rasul-Nya. Ketidakpatuhan istri dalam hal ini tidaklah termasuk nusyuz, bahkan wajib hukumnya bagi istri.

Nusyuz yang dimaksudkan adalah kedurhakaan dalam perkara muamalah. Nusyuz adalah perkara serius dan menjadi gerbang pertama yang bermuara pada kehancuran rumah tangga.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement