Selasa 22 Sep 2015 18:53 WIB

Pemerintah India Tarik RUU Enkripsi Dunia Maya

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Enkripsi data (ilustrasi)
Foto: ©androidspin.com
Enkripsi data (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pemerintah India menarik kebijakan terkait penyandian (enkripsi) di dunia maya setelah Rancangan Undang-Undang (RUU) tersebut menimbulkan kegemparan publik.

Dilansir BBC News, Selasa (22/9), RUU baru akan memaksa warga India membuat dokumen yang dapat diakses semua orang selama 90 hari dan membuatnya bisa diakses oleh badan-badan keamanan. Rancangan memicu kemarahan di media sosial karena kebanyakan layanan pesan menggunakan beberapa bentuk enkripsi.

Kebijakan enkripsi diusulkan untuk meningkatkan keamanan informasi di India.

Namun, Menteri Teknologi Informasi India Ravi Shankar Prasad mengatakan usulan dirilis ke publik tanpa sepengetahuannya.

"Rancangan kebijakan enkripsi bukan pandangan akhir pemerintah. Ini akan dikaji ulang, untuk menentukan siapa yang akan diberlakukan," ujar Prasad.

Rancangan itu mengatakan India memiliki waktu hingga 16 Oktober, untuk mempertimbangkan RUU. Pemerintah mengatakan, kebijakan akhir hanya akan disusun setelah semua akibat dan respon diperhitungkan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement