Ahad 27 Sep 2015 09:00 WIB

10 Tewas dan Puluhan Terluka dalam Kekerasan di Afrika Tengah

Militan Kristen Antibalak yang terlibat perseteruan dengan militan Islam, Seleka, di Republik Afrika Tengah.
Foto: Reuters/Goran Tomasevic
Militan Kristen Antibalak yang terlibat perseteruan dengan militan Islam, Seleka, di Republik Afrika Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGUI -- Sepuluh orang tewas dan 38 lainnya terluka pada Sabtu (27/9) kemarin dalam kekerasan yang terjadi dipicu kematian seorang tukang ojek di ibu kota Republik Afrika Tengah, kata para saksi mata.

Dilansir AFP Ahad (27/9) kerusuhan tersebut meletus setelah seorang tukang ojek yang merupakan Muslim, dibunuh karena alasan yang tidak diketahui, kata warga sehingga memicu bentrokan di lingkungan Bangui mayoritas Muslim atau dikenal sebagai PK-5. Sebagian besar korban mengalami luka tembak, menurut sumber rumah sakit.

Dalam menanggapi penembakan tersebut, pasukan penjaga perdamaian PBB dan tentara Prancis mengambil alih posisi-posisi di distrik yang merupakan pusat dari pertumpahan darah antara warga Kristen dan Muslim di Bangui antara kurun waktu 2013-2014.

Republik Afrika Tengah rusuh setelah kudeta 2013 yang menggulingkan pemimpin lama Francois Bozize, dan negara miskin tersebut tetap menjadi mangsa kekerasan antara pemberontak Muslim dan milisi Kristen "anti-Balaka" .

Pemerintah transisi mengutuk pertumpahan darah tersebut dengan mengatakan "kekerasan tidak berguna datang ketika Afrika Tengah pada umumnya dan khususnya kota Bangui merindukan terjadinya perdamaian dan keamanan".

Walaupun tingkat kekerasan telah turun secara signifikan di Afrika Tengah sejak tahun lalu, negara ini masih memiliki tingkat kejahatan yang tinggi didorong sebagian oleh akses mudah mendapatkan senjata-senjata yang tersisa dari konflik sektarian.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement